MAJENANG-Komunitas drummer di Kecamatan Majenang yang tergabung dalam Indonesian Drummer Majenang (IDM), Rabu (29/6) petang kemarin unjuk kebolehan memainkan bedug inggris di taman kota Majenang. Bukan hanya itu, mereka memadukan drum dengan alat pukul tradisional berupa bedug. Bedug yang dipakai juga ada dua yakni bedug khas kentongan dan milik masjid. "Kali ini teman-teman coba memadukan drum modern dengan bedug agar lebih terasa etnis," ujar Ketua IDM, Ade Setyawan, kemarin.
Perpaduan alat tersebut membuat pukulan lebih terasa etnis dan sangat ritmis. Ini karena semua pemain menggunakan tekhnik drum modern, bukan teknik pukulan etnis yang kerap didominasi oleh ketukan ganjil dan berubah drastis.
"Masih pakai tekhnik drum modern, belum pakai pukulan etnis," katanya.
Dia mengatakan, penampilan yang ditata dalam konsep happening art tersebut melibatkan hampir seluruh anggota IDM. Mereka bermain secara bergantian, baik solo maupun berkelompok dan mampu memberikan hiburan tersendiri bagi pengunjung taman yang tengah menunggu waktu berbuka puasa."Sekarang konsepnya happening art," ujarnya.
Dalam waktu dekat, katanya akan ada agenda serupa yang melibatkan lebih banyak komunitas drum dari luar Majenang. Mereka akan bermain bersama dalam acara drum day dan akan menggunakan alat musik pukul dalam jumlah lebih banyak. Dia tidak menampik kemungkinan memadukan drum modern dengan alat musik pukul tradisional. "Ini masih kita simpan, kemungkinan pakai tekhnik pukulan etnis," katanya.
Selama ini, anggota komunitas drum Majenang kerap berlatih bersama dan melakukan pertemuan secara rutin tiap akhir pekan. Materi yang dibahas selalu tentang teknik sticking dan beragam rudiment."Kadang kita sharing tentang berbagai trik," tandasnya.
Sementara itu, aksi permainan drum dan bedug ini diakhiri dengan bagi-bagi tajil bagi pengunjung taman maupun pengendara yang tengah melintas di Jalan Diponegoro. Pembagian ini dilakukan oleh seluruh anggota IDM yang terlibat dalam acara kemarin. (har/)