Mengenal Bripda Annisa Uswatun Hasanah, 1,5 Tahun Selalu Dampingi Korban Pencabulan di Unit PPA Polres Cilacap

Sabtu 28-05-2016,12:12 WIB

Ajak Bicara Korban Lewat Permainan Menjadi teman bicara bagi korban-korban kasus pencabulan di bawah usia atau kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bukanlah hal mudah. Bripda Annisa Uswatun Hasanah mengerti betul hal tersebut. Umumnya, kebanyakan korban bersikap pasif dan menutup diri. ABDUL AZIZ RASJID, Cilacap Kasus yang Menimpa Bunga, siswi SMA, Warga Kecamatan Kawunganten yang dicekik, diperkosa lalu dipukul oleh Andi Noto Siswanto warga Desa Tambaknegara Rawalo, Kabupaten Banyumas menjadi perhatian seluruh kalangan. Tak terkecuali di Unit Sat Reskrim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Polres Cilacap. Para petugas kepolisian pun terus memaksimalkan kinerja mereka untuk mendampingi, sekaligus mengungkap kasus dengan sebenar-benarnya. Selain itu juga mengembalikan psikologi korban karena masih dibawah umur. Salah satu nama yang dengan sabar mendampingi korban pencabulan dan KDRT adalah Bripda Annisa Uswatun Hasanah. Ya, dara manis berusia 21 tahun, yang merupakan Banit Sat Reskrim Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) ini, juga harus pandai-pandai membangun keterikatan emosi dan menjadi pendengar yang baik antara dirinya dengan korban. "Kalau korbannya anak-anak, semisal SD, pendekatan yang dilakukan sambil bermain di ruang permainan yang ada di PPA. Kalau SMP atau SMU, kita mesti sabar dan menjadi teman bagi mereka. Untuk mengungkap informasi dari mereka butuh tiga sampai empat jam. Karena memang cenderung pasif," ungkap Nisa berbagi cerita pada Radar Banyumas, Jum'at (27/5) kemarin. Setiap kali melakukan pendampingan bagi korban-korban kasus pencabulan di bawah usia, Nisa selalu mengingat wajah-wajah sayu dan air muka sedih mereka. Tatapan mereka mengguncang hatinya. Sehingga, dia selalu terpantik untuk mengembalikan kepercayaan diri mereka. Tentu perkara ini tak mudah. Tapi, dengan keyakinannnya, Nisa secara perlahan-perlahan selalu melakukan dorongan motivasi. "Muka-muka sedih, itu yang kerap saya temui," ujarnya lirih. Selama 1,5 tahun bertugas di PPA Sat Reskrim Polres Cilacap itu, Nisa banyak mendapat pelajaran tentang bagaimana memaknai kehidupan. Utamanya tentang pentingnya fondasi pendidikan moral di keluarga juga bagaimana menjaga pergaulan sosial yang sehat. Di tingkat sosial semisal, dia menyatakan harus selektif dalam pergaulan dan menimbang interakSi sosial produktif dan berkualitas. "Pada puluhan kasus dimana saya jadi penyidik pembantu, sering saya temui latar belakang kasus diakibatkan pergaulan sosial media. Maksudnya, banyak kasus pencabulan, pelakunya tidak dikenal baik oleh korban. Misalnya, mereka hanya sebatas kenal lewat jejaring sosial," ungkapnya. Nisa yang juga menggemari voli dan travelling ini juga mengungkapkan pentingnya keluarga sebagai basis sosial. Dia menambahkan, keluarga adalah benteng awal untuk menanamkan norma-norma pergaulan dan pendidikan bagi anak. Peran keluarga sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang merugikan yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. "Di unit PPA ini, saya mendapat ilmu bagaimana kualitas hidup keluarga harus bermutu. Saya kira ini adalah bekal yang sangat baik untuk masa depan saya kemudian," ujar Nisa. (*/ttg)

Tags :
Kategori :

Terkait