RAPUH: Pepohonan besar dan tua tepat berada dekat dengan tenda PKL Mayong. (AMARULLAH/RADARMAS)
Rawan Patah dan Membahayakan
PURBALINGGA- Para pedagang Kya Kya Mayong di Jalan Wirasaba, Purbalingga Kulon, akhir-akhir ini mengeluhkan pohon peneduh di pinggir jalan. Pohon itu terlihat sudah tua dan yang dikhawatirkan ketika penghujan dan angin kencang.
“Saat hujan deras dan angin kencang, dahan dan ranting bisa patah. Jelas langsung jatuh ke tenda dagangan saya,” tutur Samid, pedagang rames, Senin (17/1).
Pohon itu kondisinya sudah besar-besar, banyak yang rapuh. Tak kurang dari 8 pohon peneduh dan tepat di belakang tenda PKL Kya-Kya Mayong. Ia juga kebingungan saat harus menanyakan keluhan ini. Karena ada dinas atau malah PLN.
“Kami akan memangkas sendiri takut kesalahan, karena aset pemerintah. Tapi kalau dibiarkan, setiap hujan dan angin kencang, selalu khawatir,” imbuh pengelola Warung Rames Bu Lies ini.
Ia menginginkan, misalpun tidak dibuang semuanya, minimal pemangkasan dahan secara rutin. Karena dikhawatirkan kayu dahan dan ranting mudah patah. Harapannya saat patah tidak ada aktifitas di bawahnya. Namun hujan dan angin tidak bisa diprediksi. Padahal saat sore justru akan banyak pembeli.
Agus P, pedagang lainnya juga khawatir ketika dahan yang rapuh jatuh. Dirinya tahu sejak pohon itu masih kecil sampai sekarang besar dan diduga rapuh.
“Kalau ranting kecil saja mengagetkan, apalagi dahan yang lumayan besar,” ujarnya.
https://radarbanyumas.co.id/pelanggaran-reklame-di-purbalingga-masih-marak/
BPBD Purbalingga mengimbau agar masyarakat di wilayah yang ada pohon besar dan dinilai sudah tua, tetap waspada. Karena sampai Februari masih masuk puncak musim penghujan. Curah hujan yang bisa semakin meningkat dan angin kencang membuat potensi ancaman bencana semakin tinggi, terutama pohon tumbang.
“Hujan semakin merata dan angin kencang berpotensi terjadi. Hanya saja bisa beda waktu antara wilayah satu dengan lainnya,” kata Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga, Muchammad Umar Faozi MKes. (amr)