DIPAJANG: Beberapa produk UMKM Purbalingga yang dipajang di outlet toko modern.
PURBALINGGA - Tim Pengembang Produk Khas Purbalingga lintas OPD yang terdiri Dinkop UKM, Dinperindag, Dinnaker, Dinpertan, DKPP, Dinporapar dan Bagian Perkonomian Setda, telah menetapkan 6 produk khas Kabupaten Purbalingga. Yaitu Makaroni Keju, Aneka Olahan Nanas, Kopi, Blangkon Soedirman, batik khas Purbalingga dan sapu.
https://radarbanyumas.co.id/sudah-ada-dukungan-bandara-bupati-tiwi-bentuk-tim-akselerasi-pariwisata-siapkan-paket-wisata/
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Purbalingga Budi Susetyono melalui Kepala Bidang UMKM, Adi Purwanto menjelaskan, keenam produk dikembangkan menjadi produk khas Purbalingga. Namun, semua tergantung dorongan dari berkembangnya pariwisata di Kabupaten Purbalingga.
“Jika sektor pariwisata tidak berkembang, maka pemasaran produk UMKM Purbalingga bisa stagnan. Stagnan maksudnya pemasarannya hanya biasa saja, kalau pariwisata berkembang dan maju, maka produk UMKM ikut moncer,” tuturnya, Senin (14/6).
Dia mencontohkan, blangkon Soedirman merupakan produk yang siap dikembangkan karena mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Namun jika tanpa pemasaran di obyek wisata, maka andalannya hanya pemasaran biasa dan tidak bisa optimal.
“Sebenarnya banyak potensi produk yang dikembangkan seperti nopia atau kacang klethik, akan tetapi kadang ada produk yang sama juga dimiliki oleh daerah lain. Pertimbangan lain, bukan cuma pada produk, akan tetapi juga ketersediaan bahan baku, kapasitas produksi, mindset pelaku usahanya,” tambahnya.
Terkait kebijakan Bupati Purbalingga yang tahun ini mengoptimalkan kebangkitan pariwisata di Purbalingga dan Pariwisata menjadi penggerak ekonomi.
Karenanya, pihaknya akan menyediakan outlet-outlet produk khas Purbalingga di obyek wisata, toko oleh-oleh, hotel dan restoran.
“Produk khas Purbalinggasaat ini sudah ada di outlet bandara Jenderal Besar Soedirman. Juga sudah ada outlet di Owabong, Green Sabin, D'Llas, Golaga, Toko Oleh-oleh, Hotel Braling, Purbasari Pancuran Mas. Kami juga mendorong obyek-obyek wisata mempunyai ciri khas, dalam hal produknya,” paparnya. (amr)