BERDAGANG: Sat Pol PP saat menegur pemilik toko yang meletakan barang dagangan di trotoar. CAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA - Di wilayah kota Purbaingga masih ada yang menyalahgunakannya fungsi trotoar. Padahal pembenahan trotoar di beberapa lokasi sudah diprioritaskan oleh pemerintah.
Usai dibenahi, kondisi itu tidak langsung diikuti dengan kesadaran menggunakan trotoar sebagaimana mestinya. Masih ditemukan penyalahgunaan trotoar, misalnya untuk memajang dagangan dan usaha lain, bahkan parkir sepeda motor.
Kepala Sat Pol PP Purbalingga, Drs Suroto MSi melalui Kasi Tibumtranmas Wijayanto mengklaim, pihaknya tak kurang memaksimalkan penertiban agar fungsi trotoar kembali normal. Hanya saja, karena belum ada sanksi khusus, maka para pelanggar masih mengabaikan tindakan Sat Pol PP.
https://radarbanyumas.co.id/alun-alun-purbalingga-resmi-dibuka-tak-patuh-protokol-maka-siap-berhadapan-dengan-satpol-pp/
https://radarbanyumas.co.id/satpol-pp-geram-gerobak-pkl-alun-alun-purbalingga-disita/
“Jujur kalau selama ini hanya pembinaan saja, maka efek jera bagi pelanggar trotoar tidak akan ada. Bahkan seakan diabaikan, karena hanya diperingatkan dan ditegur Sat Pol PP,” tegasnya, Senin (12/10).
Karenanya, tahun ini pihaknya sedang menunggu penetapan Perda Tibumtranmas. Yaitu diantaranya bagi pelanggar seperti PKL, maka ada sanksi mulai dari administratif dan lainnya. setiap melanggar. Tentunya adanya penerapan aturan ini akan sangat membantu para PKL agar jera.
“Jelas kalau sudah bicara sanksi, pelanggar akan berpikir untuk tidak mengulanginya. Tapi sekarang coba, hanya pembinaan, maka mereka kembali melanggar,” tambahnya.
Salah satu warga kota, Nugroho mengakui, dirinya kerap mencoba jalan kaki di sepanjang jalur Jalan Komisaris Noto Sumarsono (Kominot). Sepanjang perjalanan, masih ada beberapa titik yang mengalahkan pejalan kaki, hingga harus menghindari trotoar. Pasalnya trotoar diisi dagangan.
Menurutnya, fungsi trotoar saat ini belum memuaskan. Selain untuk berdagang, masih banyak dijumpai untuk tempat menaruh barang perkakas milik toko. Kemudian tempat berdagang dan pohon peneduh yang tak terawat.
“Saya dan warga lain harus kesulitan, lalu turun dari trotoar karena ada yang untuk tempat makan dan lainnya. Bagaimana fungsi trotoar bisa optimal,” ungkapnya. (amr)