DISIPLIN : Para penumpang Bus Trans Jateng wajib jaga jarak dan bermasker. JAGA JARAK
PURBALINGGA - Jaga jarak penumpang di angkutan umum, dinilai sangat susah. Kecuali pengelola angkutan umum sudah membatasi jarak kursi yang diperbolehkan digunakan. Namun rata- rata karena kejar setoran/pendapatan, maka akan tetap sulit mereka mematuhinya. Misalpun ada yang awalnya jaga jarak, namun di jalan tetap melanggar, tak ada pengawasan, tinggal pemahaman pengelola dan antar penumpang.
Ketua DPC Organda Purbalingga, Karyono menjelaskan, saat ini baik angkutan jenis bus, angkot, angkudes, dan BRT, tetap wajib mematuhi protokol kesehatan. Namun semua tetap kembali kepada penumpangnya. Namun dia mengklaim jika Bus Trans Jetang tetap patuh jaga jarak dan memakai masker.
“Kalau pengawasan sangat susah, kembali kepada kesadaran penumpang. Jika sadar diri membahayakan, maka tentunya akan terseleksi sendiri di dalam angkutan umum. Kalau yang mencoba tetap melanggar, maka bisa saja penumpang lain akan memilah sendiri,” katanya, Rabu (16/9).
https://radarbanyumas.co.id/trans-jateng-solo-sragen-resmi-beroperasi-hari-ini/
Pihaknya hanya bisa berharap semua bisa menyadari kebijakan di era wabah Corona ini. Paling tidak hingga ada keputusan resmi dari pemerintah pusat maupun Tim Gugus Tugas pusat. Resiko jaga jarak penumpang, jelas akan sangat berpengaruh pada pendapatan.
Karyono mencontohkan, pada angkutan umum jenis Bus Trans Jateng di trayek Purbalingga- Purwokerto, tetap membatasi kapasitas penumpang. Sebelumnya saat belum ada wabah Corona, kapasitas 40 orang. Kini paling hanya 15 orang. Itupun harus bisa tetap mematuhi protokol kesehatan yang diamanatkan pemerintah.
“Imbasnya, pendapatan awak bus trans Jateng menurun sejak tiga bulan terakhir. Sampai 50 persen, karena dihitung dari pengurangan kapasitas/kursi penumpang,” rincinya.
Saat ini ada 14 armada Bus Trans Jateng yang beroperasi. Jumlah itu dinilai masih mencukupi untuk melayani semua langganan atau penumpang regular setiap hari. Hanya saja, pihak pengelola saat ini menerapkan pengurangan jam operasional. “Biasanya operasional terakhir jam 19.30, kini jam 18.30. Setiap satu trayek, bus pasti dibersihkan dan disemprot desinfektan. Jadi semua aman,” jelasnya. (amr)