Mengabdi Belasan Tahun, Honorer di Atas 35 Tahun Merasa Ketriwal

Kamis 23-01-2020,11:21 WIB

BERJUANG: Para GTT saat berjuang dengan menggelar aksi demi nasib mereka kedepan. DOK. RADARMAS PURBALINGGA - Tak kurang dari 1.000 orang guru honorer/guru tidak tetap (GTT) di Kabupaten Purbalingga, merasa “ketriwal”. Terutama mereka yang berusia 35 ke atas. Perwakilan Forum GTT/Pegawai Tidak Tetap Kabupaten Purbalingga, Abas Rosyadi mengungkapkan, salah satu prasyarat usia tidak lebih dari 35 tahun saat mendaftar tes CPNS, tidak bisa terpenuhi. Tak hanya itu, merekapun sudah tidak masuk dalam kategori dua (K2). “Kami akan Rakornas di Jakarta dan segera melakukan pergerakan ke Jakarta menghadap Presiden Jokowi. Kasihan nasib kami, rata- rata sudah mengabdikan diri menjadi guru selama belasan tahun,” ungkapnya, Rabu (22/1). https://radarbanyumas.co.id/pantang-rs-di-jateng-tanya-dompet-pasien/ Abas juga tetap berkoordinasi dengan DPRD dan pemerintah daerah agar teman- teman yang berusia 35 ke atas diberi perlindungan (payung hukum, red). Sehingga masih ada harapan atau solusi terbaik. “Kebanyakan para guru yang ada di sekolah dasar (SD). Kami tetap berjuang semaksimal mungkin,” tambahnya. https://radarbanyumas.co.id/resahkan-warga-lima-anak-punk-diciduk/ Menurutnya, saat ini hanya ada istilah “ngabdi-ngabdi” saja dan tidak mungkin diangkat CPNS. Karenanya, harapan semua guru, segera ada petunjuk teknis yang jelas saat mulai dibukanya pengumuman rekrutmen CPNS/ P3K kembali di tahun ini. (amr)

Tags :
Kategori :

Terkait