PERSIAPAN: Sejumlah persiapan yang tengah dilakukan warga Desa Serayularangan, Kecamatan Mrebet sebelum meresmikan Pasar Lohjonawi. ISTIMEWA
PURBALINGGA - Maraknya tren pembangunan pasar tradisional berkonsep alam terbuka saat ini tidak membuat warga Desa Serayularangan, Kecamatan Mrebet mengurungkan niatnya untuk mengusung konsep serupa.
Berawal dari obrolan ringan di sebuah warung kopi, ide tersebut akhirnya mendekati kenyataan pada awal tahun 2020 ini. Pasar tersebut mereka namai dengan Pasar Tradisional Lohjinawi yang dalam Bahasa Jawa memiliki makna kemakmuran.
Dijelaskan Direktur Bumdes Serayularangan Teguh Wahyudiono selaku pihak yang mengelola pasar ini, rencana pembangunan pasar sebenarnya telah dibahas sejak lama. Lokasi Desa Serayularangan yang berada di jalur wisata Purbalingga menjadi salah satu latar belakang ide tersebut.
“Untuk menuju ke Serang ‘kan wisatawan melalui Serayularangan ini. Sehingga berpikir harus dimanfaatkan peluang ini,” ujarnya.
Pasar Lohjinawi yang berada di belakang lapangan pabrit, sebelah timur Puskesmas Serayularangan tersebut nantinya bakal menyuguhkan aneka suguhan kuliner tradisional. Untuk menambah keunikannya, segala transaksi di pasar tersebut bakal menggunakan mata uang benggol yang telah disediakan pengelola.
“Nama Lohjinawi menjadi sebuah harapan besar semoga benar-benar membawa kemakmuran untuk masyarakat Serayularangan,” ujar kades yang berusia cukup muda tersebut.
Ke depan, ia memiliki rencana untuk dapat merangkul destinasi wisata lain di wilayah Purbalingga dalam memajukan sektor pariwisata bersama. Peluncuran pasar Lohjinawi sendiri direncanakan akan dilaksanakan pada Minggu (19/1) esok. Nantinya, pasar tersebut bakal beroperasi sekali setiap pekan.(nif)