BARU : Kampung Duku yang menawarkan kuliner khas dan suasana khas pedesaan mulai dibuka Minggu (5/5). ISTIMEWA
PURBALINGGA - Kampung Duku di Desa Kembaran Wetan, Kecamatan Kaligondang, resmi dibuka Minggu (5/5). Mengandalkan makanan khas desa dan suasana yang sejuk, menjadi hal utama yang ditawarkan Kampung Duku.
Pasar Kampung Duku Wetan memang dikenal dengan potensi pohon dukunya. Seperti tetangga desanya, Desa Kalikajar. Biasanya banyak orang menyebut duku Kalikajar, tetapi sejatinya duku tidak hanya berasal dari Desa Kalikajar saja, tetapi juga dari Desa Kembaran Wetan.
Meski namanya Pasar Kampung Duku, tapi tidak hanya menjual buah duku. "Buah duku itu musiman, setahun sekali sekitar awal tahun. Di sini kami menjual jajanan dan makanan khas desa,” kata Kepala Desa Kembaran Wetan, Sumarno, Minggu (5/5).
Pasar Kampung Duku mulai beroperasi Minggu (5/5). Selama bulan puasa, pasar akan buka pada sore hari mulai pukul 15.00. Jajanan yang dijual juga menyesuaikan, seperti takjilan. “Usai lebaran, Pasar Kampung Duku akan buka satu minggu sekali. Mulai pukul 06.30 hingga pukul 12.00,” tutur Sarjono, salah pengelola pasar wisata kuliner.
Untuk membeli jajanan dan makanan khas ndeso, tidak langsung menggunakan mata uang rupiah untuk transaksi. Pengelola menyediakan uang kleweng dari tempurung. Pengunjung harus menukarkan uang rupiah dengan uang kleweng tempurung. Jika uang yang ditukar tidak habis, bisa ditukar kembali dengan uang rupiah.
“Cara ini memang tidak berbeda dengan pasar kuliner wisata di Pasar Karetan Kendal, Pasar Papringan dan beberapa tempat lain,” kata Sarjono.
Lebih lanjut dikatakan, makanan yang dijual mulai jajanan ringan khas desa. Seperti cenil, lupis, combro, nagasari, dawet dan lainnya. Sedang makanan lain seperti buntil, pecel khas desa, sate ayam, nasi uduk dan banyak jenis lainnya. Semuanya merupakan makanan khas desa.
“Harganya sangat terjangkau, boleh dibilang sangat murah. Ibaratnya dengan menukar uang Rp 10 ribu – Rp 20 ribu, sudah dapat membeli jajanan lumayan banyak dan kenyang ,” kata Sarjono sembari menambahkan saat ini baru ada 20 pedagang.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olah Raga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga Prayitno yang hadir di sela-sela peresmian pasar kuliner, menyambut baik pasar kuliner ndeso berbasis digital.
“Pasar ini merupakan model pasar digital atau destinasi digital yang tengah digalakkan Kementerian Pariwisata. Model promosinya mengandalkan media digital. Ada sejumlah spot selfie yang instagramable dan instagenic, bisa digunakan pengunjung untuk diabadikan dan tentunya diunggah di media sosialnya,” kata Prayitno.
Prayitno menambahkan, bersama pengelola, setiap hari pasaran usai lebaran akan disuguhkan seni tradisi seperti calung, thek-thek dan gamelan.
“Pengunjung selain menikmati makanan khas ndeso di bawah rindangnya pohon bambu, juga bisa menikmati seni tradisi Jawa. Bagi pengunjung anak-anak, akan disiapkan juga dolanan bocah tempo dulu, seperti egrang, benthik, sunda manda, dan permainan anak desa lainnya jaman dulu,” kata Prayitno. (nif/sus)