TERANCAM : Rumah Muharjo di Desa Kejobong terkena material tanah longsor. ISTIMEWA
PURBALINGGA - Pasca bencana alam tanah longsor di RT 4 RW 3 Desa Gunungwuled, Kecamatan Rembang, pada Jumat (5/4), belum ada penanganan. Rumah belum diperbaiki, material tanah ke jalan belum dibersihkan. Begitu juga puing tembok yang runtuh belum dibersihkan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga Muhsoni mengatakan, pihaknya melakukan pengecekan lanjutan, kemarin. Menurutnya, wilayah yang terkena longsor membutuhkan penanganan. Hasil pemantauan sementara, dengan ketinggian longsor 10 x 8 meter membutuhkan kawat bronjong sekitar 80 lembar.
“Dari hasil laporan kejadian, kerugian akibat bencana sebesar Rp 55 juta. Dengan satu rumah rusak sedang,” kata Muhsoni.
Dikatakan, bencana tanah longsor yang terjadi sekitar pukul 17.30, disebabkan hujan deras. Hingga membuat tembok dan pondasi rumah milik Roliah (42) ambruk sepanjang 8 meter dan tinggi 6 meter. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Tak hanya mengancam rumah Roliah, tanah longsor juga mengancam dinding SD Negeri 2 Gunungwuled. Menurut salah satu perangkat desa Tunut, gedung sekolah terancam longsor karena tembok sudah dekat dengan tanah yang longsor. Kerugian mencapai Rp 5 juta.
“Belum dilakukan pembenahan. Akses jalan juga masih tertutup longsoran yang terjadi akhir Maret lalu,” katanya.
Muhsoni menuturkan, BPBD sudah melakukan penanganan dengan pemasangan talud dan bronjong.
Sementara itu, di Desa/Kecamatan Kejobong, dua rumah juga terdampak tanah longsor. Masing- masing rumah milik Muharjo dan Seno. Dinding rumah Muharjo yang terbuat dari anyaman bambu jebol terkena material longsoran. Sementara rumah Seno terancam terkena tanah longsor.
“Tidak ada korban jiwa, kerugian Rp 500 ribu. Penanganan tercepat harus menggunakan alat berat untuk menyingkirkan longsoran tanah,” katanya. (amr/sus)