TIARAP : Sepuluh anak punk yang terjaring razia mendapat pembinaan dengan diminta tiarap. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
PURBALINGGA - Razia siswa sekolah bolos kembali dilakukan. Senin (4/2) kemarin, anggota Polsek Purbalingga mendapati sejumlah pelajar yang tengah membolos sekolah dan nongkrong di sebuah warung.
Kapolsek Purbalingga AKP Subagyo mengatakan, saat anggota melaksanakan patroli, mendapat informasi warga adanya siswa bolos sekolah. Mereka sedang duduk-duduk di salah satu warung di wilayah Kelurahan Purbalingga Kidul.
“Mendapati informasi tersebut, anggota patroli langsung mendatangi lokasi. Di tempat tersebut, lima siswa dari salah satu SMA swasta di Purbalingga kedapatan berada di luar sekolah saat masih jam pelajaran,” jelasnya.
Dia menambahkan, sejumlah pelajar kemudian dikumpulkan dan diberikan imbauan. Mereka diberikan arahan agar tidak mengulangi lagi perbuatannya. Selanjutnya dilakukan pendataan identitas untuk dikoordinasikan dengan pihak sekolah.
Kapolsek mengungkapkan, tindakan anggota memberikan pembinaan siswa bolos karena pihaknya peduli akan pendidikan dan kamtibmas. Biasanya ada siswa sekolah yang bolos justru melakukan tindakan negatif di luar sekolah.
“Dengan tindakan yang sudah dilakukan, diharapkan sejumlah siswa yang melanggar peraturan sekolah tidak mengulangi lagi perbuatannya. Sedangkan sanksi terhadap pelanggaran peraturan sekolah kita serahkan kepada pihak sekolah,” jelasnya.
Sementara itu pada Senin (4/2) malam, petugas operasi gabungan melakukan razia anak punk yang meresahkan masyarakat. Sekitar 10 anak punk terjaring razia. “Aparat TNI melakukan tindakan pembinaan bersama Satpol PP serta Polres. Anak-anak punk diminta tidak ada di lokasi itu lagi. Sebelum pergi, mereka diminta tiarap dan berjanji tidak mengulanginya,” tutur Kabid Tibumtranmas Revon Haprindiat didampingi Kasi Tibum, Sutriono.
Tim gabungan juga melakukan patroli di beberapa lokasi lain, seperti komplek GOR Goetoer Darjono, dan dua tempat karaoke. Kemudian di Pasar Hewan Purbalingga dan sekitarnya. Dari beberapa lokasi lain itu, semua dilakukan pembinaan.
“Objek vital milik umum dan pemerintah terus kita patroli. Karena di lokasi itu, kerap menjadi tempat penyalahgunaan kegiatan. Mulai dari asusila hingga rawan kriminalitas,” tambahnya.
Sutriono juga mengatakan, muka lama yang kerap terjaring razia tetap ditekankan agar merasakan efek jera. (tya/amr/sus)