SWAFOTO : Pengunjung wisata Desa Serang, Kecamatan Karangreja, berswafoto dengan latar belakang yang asri. DOK RADARMAS
PURBALINGGA - Kabupaten Purbalingga menjadi salah satu kabupaten yang memiliki banyak pilihan tempat wisata. Tak heran bila Kabupaten Purbalingga menempati peringkat 5 kunjungan wisata se-Jawa Tengah.
Kepala Bidang Pariwisata Dinporapar Kabupaten Purbalingga Prayitno mengatakan, pada tahun 2018, kunjungan wisatawan ke Purbalingga mencapai 2,1 juta dari 2.537.000 orang. "Purbalingga berada di peringkat lima, di bawah Magelang, Solo, Semarang dan Jepara," ujarnya.
Menjamurnya tempat wisata, memiliki dapat berdampak positif bagi perkembangan kota. Namun, masyarakat Purbalingga ternyata memiliki "impian" tempat wisata di Purbalingga. Ada yang menginginkan wisata alam, ruang baca, serta tempat wisata yang instagrammable.
Seperti yang dituturkan Tomo. Warga Purbalingga ini berharap ada tempat wisata alam, namun jangan yang instan. Menurutnya, yang instan pasti ramainya juga sementara.
“Yang jelas wisata yang nyaman, aman, bersih dan aksesnya mudah dijangkau. Saat ini memang banyak desa wisata, tapi tidak bisa bertahan lama. Karena wisata instan pasti ramainya juga instan,” ujar Tomo, yang juga seorang pegiat wisata.
Menurutnya, pengelola desa wisata harus kreatif dan berinovasi. Jangan cuma mengandalkan spot selfie, tapi wisatawan harus bisa diajak untuk berinteraksi. Tidak cuma datang untuk selfie. Paket wisata yang menarik juga diperlukan, sehingga tidak hanya mengandalkan tiket masuk.
“Selama ini yang saya lihat, desa wisata mengandalkan tiket masuk. Bukan penjualan paketnya,” imbuhnya.
Sementara warga lainnya masih menginginkan tempat wisata dengan suguhan spot menarik untuk berswafoto. Seperti yang diungkapkan Atika. “Potensi alamnya hanya itu-itu saja, harus dibikin wisata buatan. Seperti misalnya Museum Angkut di Kota Batu, Jawa Timur. Bikin spot-spot kota yang instagrammable, pasti sangat menarik. Kita butuh sesuatu yang membuat takjub. Selain itu, banyak pedagang makanan yang terorganisir. Spot duduk-duduk buat piknik juga,” katanya.
Selain wisata alam dan buatan, beberapa warga juga mengharapkan adanya taman baca di Purbalingga. Menurut mereka tempat baca dengan suasana yang nyaman dibutuhkan bagi mereka yang memang tidak terlalu suka keramaian.
“Tempat wisata bagi orang yang tidak suka wisata, menurut saya wisata buku atau taman bacaan. Sebenarnya taman seperti Taman Usman Janatin tidak dibuat terlalu "eksklusif" bisa laku. Selama ini bentuknya terlalu "wah", jadi masyarakat kurang berminat karena mahal,” ujar Dini.
Hindun, warga asal Senon juga menginginkan sebuah ruang baca bagi masyarakat Purbalingga. “Tempat baca yang senyaman kalau kita duduk-duduk di masjid. Adem, tenang.
Saya pribadi lebih suka tempat yang indoor, kalau buat santai baca-baca. Sekalipun sendirian, tetap merasa nyaman. Tapi jangan dijadikan tempat pacaran,” kata Hindun. (nif/sus)