SELEKSI : Imron saat mengikuti seleksi di Akademi Militer. ISTIMEWA
PURBALINGGA - Perjuangan dan kerja keras adalah dua kata yang tepat menggambarkan kegigihan Imron Ichwani. Meski berasal dari keluarga tak mampu, yakni anak penjual bubur ayam keliling, dia diterima menjadi Calon Prajurit Taruna Akmil (Akademi Militer).
Imron adalah putra dari Sugeng Suroso, seorang penjual bubur yang biasa berjualan di beberapa dusun di Kabupaten Purbalingga. Seperti di Karangpetir, Grecol, dan Karangmanyar. Dia tinggal bersama keluarganya di Jalan Cempaka RT 3 RW 6, Desa Selabaya, Kecamatan Kalimanah.
Sugeng Suroso, orang tua Imron, panggilan akrab Imron Ichwani mengaku bangga dengan prestasi anak ketiganya tersebut, yang mampu menjadi satu di antara calon prajurit taruna (capratar) yang lolos seleksi Taruna Akmil.
Dia menjelaskan, sebelum diterima menjadi calon Taruna Akmil, saat kecil Imron bercita-cita masuk STAN. Namun, alumni SMAN 1 Purwokerto ini kemudian ikut seleksi Taruna Akmil dan diterima.
Dia menuturkan, Imron anaknya memang cerdas. "Dari SD sudah sering ikut lomba Matematika, bahkan nilai matematika pada ujian nasional (UN) 10. Saat duduk dibangku SMP dan SMA, Imron juga ikut lomba olimpiade tingkat Provinsi Jawa Tengah," terangnya.
Dikatakan, Imron menyelesaikan sekolah di SDN 1 Selabaya Kalimanah pada 2012 dan SMP di SMPN 1 Purbalingga pada 2015. "Memasuki SMA, Imron harus tinggal bersama kakeknya di Arcawinangun Purwokerto, karena harus bersekolah di SMAN 1 Purwokerto dan selesai SMA (Jurusan IPA) dan lulus 2018," tuturnya.
Di bangku SMA menurutnya, Imron selalu aktif dalam organisasi kesiswaan dan paskibraka. "Berawal dari kegiatan tersebut dan arahan dari guru pembina, dia bersama 16 rekannya kemudian mendaftar ikut seleksi calon Taruna Akmil," imbuhnya.
Dia mengaku mengetahui anaknya lolos pada tanggal 28 Juli 2018 lalu. "Dia telepon saya langsung ketika dinyatakan lolos," ungkapnya bangga.
Sugeng sendiri sudah 10 tahun berdagang bubur ayam keliling dengan menggunakan sepeda motor, dengan penghasilan rata-rata Rp 50 ribu per hari.
“Saya cuma dagang bubur ayam keliling, berangkat jam 05.00 sampai jam 09.00. Rute jualan saya dari Dusun Karangpetir, Grecol, Karangmanyar sampai ke Asrama Batalyon 406/Candrakusuma di Bojong dan balik lagi ke rumah,” terangnya. (tya/sus)