PURBALINGGA – Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Gema Soedirman terpaksa offline selama lima hari. Hal itu disebabkan menara pemancar radio tersambar petir pada Kamis (1/2).
“Setelah dilakukan perbaikan, RGS kembali menyapa pendengar pada hari ini (kemarin, red),” kata Kabid Humas dan IKP Dinas Komunikasi dan Informatika Prayitno.
DIPERBAIKI : Pemancar Radio Gema Soedirman yang tersambar petir pada Kamis (1/2) tengah diperbaiki. Akibat kejadian tersebut, RGS sempat absen mengudara selama lima hari. GALUH WIDOERA/RADARMAS
Total kerusakan akibat sambaran petir mencapai Rp 15 juta. Peralatan yang mengalami kerusakan yakni satu buah mixer audio, satu buah kompresor audio, dua buah Hap LAN, dan satu personal computer (PC).
“Kami sudah melaporkan ke bupati dan melakukan perbaikan. Walaupun belum maksimal, tapi sudah bisa mengudara,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi kerusakan serupa, LPPL Gema Soedirman mengusulkan perbaikan grounding tower pemancar pada APBD perubahan 2018. Daya pancar pun akan ditingkatkan dengan melakukan penggantian power divider yang merupakan pengadaan tahun 2004.
“Kami sudah menyampaikan usulan lewat nota dinas bupati,” ujarnya.
Seperti diketahui LPPL Gema Soedirman atau biasa disebut Radio Gema Soedirman (RGS) merupakan penggabungan dua radio, yakni Ardi Lawet FM dan Suara Perwira FM. Berbagai inovasi telah dilakukan seperti streaming radio dengan menggandeng Jogjastreamer dan memperbanyak pemberitaan.
Berita lokal disiarkan pada acara lintas Purbalingga dan kabar Purbalingga. Sementara berita regional pada acara Jateng Dalam Berita (JDB), sedangkan berita nasional dengan me-relay siaran Radio Republik Indonesia.
"Radio merupakan sarana yang efektif dan murah untuk mendapatkan hiburan dan informasi. serta masyarakat bisa mendapatkan hiburan juga informasi yang anti hoax," pungkasnya. (gal/sus)