Untuk 10 Desa Wisata
PURBALINGGA – Selama tahun 2017, Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata mengelontorkan dana Rp 1,05 miliar untuk pengembangan 10 desa wisata dan rintisan desa wisata di Purbalingga. Alokasi tertinggi sebesar Rp 200 juta untuk Desa Onje, Kecamatan Mrebet. Sedangkan terendah untuk Desa Bokol, Kecamatan Kemangkon dan Desa Bumisari, Kecamatan Bojongsari sebesar Rp 50 juta.
“Selebihnya ada Karangcegak, Kedungbenda, Serang, Karangreja, Gunungwuled, Karangmalang, dan Karangcengis dengan alokasi antara Rp 75 juta hingga Rp 150 juta,” kata Kepala Dinporapar Drs Imam Hadi MSi.
Dari dana tersebut, sebanyak 15 desa wisata dan rintisan desa wisata mampu menarik 541.747 pengunjung. Kunjungan tertinggi Desa Wisata Serang yang mencapai 292.277 pengunjung. Kampung Kurcaci 34.313 pengunjung, dan Pos Pendakian Gumapala 2.416 pengunjung.
“Jumlah kunjungan Desa Serang sudah ditambahkan dengan pengunjung Kampung Kurcaci dan Pendakian Gunung Slamet via Dukuh Gunung Malang. Masing-masing 34.313 dan 2.416 pengunjung,” katanya.
Namun, dari keseluruhan data tersebut kunjungan desa wisata untuk bulan Desember masih ada yang belum direkap. Sementara catatan kosong datang dari rintisan Desa Wisata Bantarbarang dan Desa Wisata Pekiringan.
“Untuk Desa Pekiringan, andalannya wisata religi dengan situs utama Masjid Ja’mi Wali Perkasa. Saat ini masih direhab sehingga belum ada pendataan. Sementara untuk Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang, belum maksimal dalam menggali potensi wisata dan sumber daya manusianya,” tutur Imam.
Dengan kunjungan wisata yang meningkat dari tahun ke tahun, Imam meminta desa untuk cerdas mengelola objek pariwisata. Pasalnya, wisata utama yang diandalkan wisata alam.
“Kami imbau agar desa bisa selaras dengan alam, bangunan-bangunan dan pengembangan jangan sampai merusak. Apalagi menutupi keindahan alam dan hayatinya dengan bangunan-bangunan modern,” pungkasnya. (gal/sus)