19 Proyek Di Purbalingga Rawan Putus Kontrak

Senin 11-12-2017,10:00 WIB

PURBALINGGA - DPRD Kabupaten Purbalingga memanggil Organisasi Perangkat Daerah (OPD) bidang pembangunan, Sabtu (9/12). Pemanggilan dilakukan karena menjelang berakhirnya kontrak proyek pembangunan hingga terkait trotoar licin yang dikeluhkan masyarakat. Wakil Ketua DPRD Kabupaten Purbalingga Adi Yuwono SH mengatakan, dewan mempertanyakan perencanaan trotoar baru hingga muncul banyak keluhan dan membuat banyak "korban" terpeleset. DIGANTI : Pekerja sedang mengganti sisi miring trotoar di Jalan Jensoed. Trotoar yang licin dan dikeluhkan masyarakat membuat DPRD memanggil dinas. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS “Perencanaan akan sangat berpengaruh. Kalau sudah seperti ini harus disikapi cermat. Khusus trotoar, DPU PR sanggup mengganti beberapa bagian trotoar. Kemungkinan belum semuanya,” katanya. Saat ini proyek trotoar masih belum serah terima. Sehingga masih menjadi tanggungan rekanan penggarap. Adi meminta masalah trotoar segera ditindaklanjuti agar tidak semakin banyak korban. Sementara itu dari hasil pantauan anggota dewan, sedikitnya ada 19 proyek pembangunan yang rawan putus kontrak walaupun masih ada kesempatan beberapa hari untuk menyelesaikan. "Kami minta penjelasan para kontraktor agar bisa menyelesaikan karena waktu semakin mepet," tambahnya. Banyaknya proyek yang rawan putus kontrak menjadi pertanyaan DPRD terhadap proses lelang dan penerbitan surat perintah kerja (SPK). Sebab, DPRD sudah menetapkan APBD 2017 tepat waktu, namun ada proyek yang beberapa kali gagal lelang dan terlelang hingga waktu mepet. "Kemudian evaluasi terhadap kontraktor seperti apa. Apabila kontraktor ternyata pengerjaannya tidak rampung dan putus kontrak. DPUPR dan Bagian Pembangunan Setda harus memberikan pembinaan," katanya. Sementara itu, Kepala DPUPR Setiyadi mengatakan, terkait keluhan warga soal trotoar yang keramiknya licin, pihaknya sudah berkoordinasi dengan kontraktor untuk menggantinya dengan yang kasar terutama di sisi miring. Penggantian keramik tidak akan mengeluarkan biaya lagi karena belum ada serah terima hasil pekerjaan. "Semua proyek pembangunan kami pantau setiap hari. Kontraktor kami genjot untuk bekerja maksimal. Bahkan ada yang 24 jam nonstop. Hasilnya juga tetap menjaga kualitas," ungkapnya. (amr)

Tags :
Kategori :

Terkait