Pilih yang Merusak dan Berbahaya
PURBALINGGA- Median Jalan Jenderal Soedirman (Jensoed) sudah tertata rapi. Pohon ukuran tanggung sudah menghiasi kotak didalam median jalan. Bahkan pohon berukuran besar juga masuk ke median jalan.Ketua Lembaga Penelitian, Kajian dan Konservasi Lingkungan Hidup, Mahardika Center, Purbalingga Mahardika, Heru Hariyanto menilai, bila tanaman hanya ditanam di lapisan aspal maka akarnya akan mengembang ke samping bangunan median jalan. Diperkirakan paling cepat dua tahun, akar tanaman akan merusak bangunan media jalan.
“Tanaman atau pohon keras juga bisa saja roboh ketika angin kencang. Ini berbahaya. Seharusnya ketika menanam itu digali sampai mengeruk aspal jalan,” tuturnya.
MERUSAK : Pohon peneduh di Jalan Wirasaba Purbalingga Kota yang minim perawatan dan merusak trotoar.AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS
Heru sepakat median jalan diberi tanaman peneduh, namun dengan penanaman yang lebih tertata dan tidak asal menaruh didalam bangunan median jalan. Kondisi ini tidak bagus untuk kelangsungan bangunan. Terlebih jika pohon sudah besar dan di tengah jalanan kota.
“Mumpung belum terlanjur, sebaiknya ditinjau kembali. Karena meski ada pemeliharaan, sama saja tetap menggunakan anggaran negara,” lanjutnya.
Tak hanya pohon di median jalan, pohon peneduh di pinggir jalan ada yang ditebang. Seharusnya hanya dipangkas rapi dan tidak semuanya diratakan dengan alasan merusak trotoar.
Dia mengatakan, bila ada pengadakan pohon peneduh lagi, harus dipikirkan dampak kedepannya. Sehingga tidak dua kali jalan. "Untuk penebangan pohon peneduh yang ada di pinggir jalan, sebaiknya dipilih yang benar-benar merusak dan tidak teratur. Bukan semuanya," tuturnya.
Seperti diberitakan, penebangan pohon dilakukan diantaranya di ruas Jalan DI Pandjaitan Purbalingga. Sebab, akan merusak trotoar. (amr/sus)