PURBALINGGA- Memasuki awal musim hujan, masyarakat diminta waspada dan siaga. Pasalnya, meski intensitas hujan belum terlalu tinggi namun masyarakat di daerah rawan bencana harus tetap waspada dan siaga.
“Sesuai data BMKG, saat ini masuk awal musim penghujan usai kemarin kemarau basah. Artinya di musim pancaroba ini tetap berpotensi bencana angin ribut dan rawan bencana lainnya. Kondisi ini harus diwaspadai, khususnya warga yang tinggal di wilayah rawan bencana,” tutur Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga Priyo Satmoko, Senin (19/9).
Beberapa wilayah yang rawan bencana angin ribut antara lain Kutasari, Karangmoncol, Karanganyar, Padamara. "Beberapa hari terakhir ada hujan disertai angin, masih tidak terlalu ekstrim. Namun tidak boleh lengah dan di wilayah atau titik rawan bencana tetap waspada,” tambahnya.
Di kawasan perkotaan juga ada potensi tumbangnya pohon peneduh di pinggir jalan. Pengguna jalan dan rumah yang dekat dengan pohon peneduh yang sudah tua diminta mengantisipasi.
Berdasarkan data dari PVMBG tercatat setidaknya 66,67 persen wilayah di Kabupaten Purbalingga, rawan terjadi pergerakan tanah dan bencana longsor. Dari persebaran tingkat kerawanan, wilayah utara Purbalingga menjadi areal yang tingkat kerawanannya lebih tinggi dibanding lainnya. Karena topografi di wilayah itu berupa pegunungan dan lembah.
“Yakni di Karangjambu, Karangreja, Bobotsari, Karanganyar, Kertanegara, Karangmoncol, dan Rembang,” ujarnya.
Untuk area rawan longsor dengan skala sedang berada di wilayah Kejobong, Kaligondang dan Bukateja. Selain rawan longsor wilayah Kaligondang, Karangmoncol, Karangjambu, Bukateja, Kemangkon dan Bobotsari juga rawan bencana banjir. Wilayah kota seperti Padamara dan Kalimanah masuk wilayah angin ribut.
”Kami mengimbau agar masyarakat dan pemerintah desa serta kecamatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan terhadap kejadian bencana alam sejak dini. Bukan menakuti, namun antisipasi dan peka,” ungkapnya. (amr/sus)