PURBALINGGA - Desa penunggak raskin seakan tak pernah jera. Terbukti pembayaran raskin pada bulan Agustus, tunggakan mencapai Rp 130 juta dari belasan desa. Kabarnya uang dari penerima raskin atau rumah tangga sasaran (RTS) sudah dibayarkan, namun kemungkinan masih tersendat di tingkat desa.
“Masih ada tunggakan se Kabupaten Purbalingga sebesar Rp 130 juta lebih. Melalui dinas terkait sudah dikoordinasikan dan tim atau satgas raskin sudah kami gerakkan,” kata Kepala Gudang Bulog Purbalingga Puji Priyono, kemarin.
Saat ini sasaran penerima raskin Kabupaten Purbalingga sebanyak 80.377 RTS sesuai pagu tahun 2016. Jumlah ini mengacu pada Data Penerima Manfaat (DPM) tahun 2015 beserta perubahannya, dengan jumlah penerima per KK RTS 15 kilogram.
Menanggapi kondisi ini, Ketua Tim Teknis Raskin Kabupaten Purbalingga Ir Lili Purwati mengatakan, akan memberikan sanksi kepada desa penunggak. Yaitu tidak akan menyalurkan proses distribusi raskin jika belum melunasi dan membayar biaya raskin bulan selanjutnya di awal (depan).
“Jadi sebelum penyaluran raskin bulan berikutnya harus sudah dilunasi. Karena dari informasi yang masuk, diduga bukan penerima raskin yang belum bayar namun adanya ulah oknum yang menggunakan uang itu untuk kepentingan lain,” tegas Lili.
Lili mengaku selalu memberikan sosialisasi dan membenahi desa-desa yang masih menunggak raskin. Hanya saja usai dilunasi, masih ada yang mengulangi lagi di bulan depan dengan cara pembayaran raskin dari penerima belum disetorkan.
“Kami tidak mau penerima sasaran raskin yang dirugikan hanya karena ulah segelintir oknum di desa. Untuk itu kita dorong untuk segera melunasi,” ujarnya.
Terkait raskin bulan ke-13, tutur Lili, belum ada kepastian. Biasanya usai September ada kabar baik dan pihaknya akan berkoordinasi lebih dulu dengan Bulog. Selama belum ada edaran resmi maupun kabar yang pasti, dia tidak bisa berandai-andai. "Biasanya raskin ke-13 ada setiap tahun," tandasnya. (amr/sus)