Inilah Nama yang Diusulkan Jadi Nama Pengganti Bandara Wirasaba Purbalingga

Sabtu 30-07-2016,16:45 WIB

PURBALINGGA - Proses rencana pembangunan Bandara Wirasaba menjadi bandara komersial terus berjalan. Terbaru, sebelum pembangunan dimulai tahun depan, nama bandara yang ada di Desa Wirasaba Kecamatan Bukateja ini bakal diubah. Muncul dua nama yang bakal dibahas lebih lanjut untuk menamai bandara milik TNI AU tersebut. Yakni, Bandara Soedirman dan Bandara Soewarno. Hal tersebut diungkapkan oleh Bupati Purbalingga H Tasdi SH MM, saat acara gerbak gotong royong di Desa Majasari, Kecamatan Bukateja, kemarin (29/7) pagi. "Kedua nama tersebut, kami teruskan kepada pemerintah pusat untuk memilih nama bandara pengganti nama bandara Wirasaba," jelasnya. Dijelaskan, nama Soedirman diambil dari nama pahlawan nasional dari Kabupaten Purbalingga, yakni Panglima Besar Jendral Soedirman. Sedangkan, Soewarno diambil dari nama Komandan Lapangan Udara (Danlanud) Wirasaba pertama Sersan Mayor Soewarno. Meski di lapangan nama Bandara Soedirman lebih menguat menjadi nama baru Bandara Wirasaba. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga tetap menyerahkan sepenuhnya penamaan bandara kepada pemerintah pusat. Dia menambahkan, untuk membangun Bandara Wirasaba menjadi bandara komersial diperkirakan menghabiskan dana Rp 250 Miliar, yang akan menjadi tanggungan Pemerintah Pusat. Pemkab Purbalingga sudah mengalokasikan dana cadangan Rp 15 Miliar untuk pengadaan tanah yang diperlukan untuk perpanjangan landasan pacu (runway) dan akses jalan menuju bandara. Sedangkan pembangunan sisi darat bandara berupa runway, tower, apron hanggar, terminal, cargo dan area parkir seluruhnya dibiayai oleh pemerintah pusat. "Pemkab mempertimbangkan dua alternatif akses jalan menuju bandara," tuturnya. Yakni, alternatif pertama, membangun jalan baru dari Desa Tidu yang tegak lurus dengan bangunan terminal bandara sepanjang 700 meter X 20 meter. Untuk membangun jalan baru, pemkab harus membebaskan lahan penduduk sedikitnya 1,29 hektar. Sedangkan alternatif kedua, yakni meningkatkan ruas jalan yang sudah ada dari Tidu ke Wirasaba sepanjang sekitar 720 meter. Untuk pelebaran jalan menjadi 16 meter dibutuhkan lahan sedikitnya 1,152 hektar. Selain itu, terdapat akses jalan Desa Kembangan-Wirasaba sepanjang 950 meter yang perlu ditingkatkan pula. Selain lahan untuk akses jalan, masih dibutuhkan lahan seluas 5,1 hektar untuk memperpanjang runway dari kondisi sekarang 850 meter menjadi 1.550 meter. "Total kebutuhan lahan untuk sisi darat dan udara mencapai 8,762 hektar. Untuk bangunan sisi udara berupa terminal, parkir dan lainnya, seluruhnya masih masih menggunakan tanah milik TNI AU, kecuali jalan baru menuju terminal," ujarnya. Saat ini, kondisi Lanud Wirasaba berdiri di atas lahan seluas sekitar 115,04 hekter. Prasarana penerbangan yang sudah tersedia berupa landasan pacu (runway) sepanjang 850 meter dengan lebar 50 meter. Konstruksi landasan pacu itu berupa tanah berumput. Di lanud itu pula terdapat apron berukuran 100 meter X 45 meter, threshold (jalur emergency) sepanjang total 600 meter. Terdapat pula tower navigasi, peralatan meteo, peralatan komunikasi, avtur dan avigas pesawat. (tya)

Tags :
Kategori :

Terkait