Pedagang Purbalingga Mengaku Kapok Menjual Daging Impor

Kamis 16-06-2016,15:42 WIB

PURBALINGGA- Impor daging sapi yang dilakukan pemerintah pusat, ternyata tidak membuat pedagang di daerah antusias. Pasalnya, pedagang daging sapi di daerah mengaku kapok menjual daging impor. Robiyati, penjual daging sapi di Pasar Segamas mengatakan, beberapa tahun lalu dia pernah menjual daging sapi impor. Namun, ternyata daging tersebut sulit dijual. "Kapok jual daging impor, dulu pernah jual daging imporan pemerintah tapi tidak laku. Kalau sekarang ada lagi, tidak mau ikut jual," kata dia. Menurutnya, daging sapi impor kualitasnya jauh di bawah daging sapi lokal. Dagingnya pun, sangat berbeda. "Yang impor terlalu banyak mengandung gajih, pembeli tidak suka. Dari warnanya sudah beda sekali, yang impor kurang serat dan agak putih," jelasnya. Pada waktu itu, dia pun menanggung rugi. Sebab, daging impor tidak kunjung habis, padahal modal untuk beli daging impor tidak sedikit. "Meskipun harganya murah, kulakan dibawah harga daging lokal tapi pembeli tahu kualitas daging. Mereka cenderung memilih beli yang berkualitas meskipun mahal, tetep laris daging lokal," ungkapnya. Robiyati mengaku, saat ini dia masih menjual daging sapi lokal. Biasanya, menjelang lebaran dia berganti daging sapi dari sapi lokal biasa ke sapi metal. "Biasanya H-7 mulai jual daging sapi jenis metal, kualitasnya tidak jauh berbeda, hanya untuk menambah stok daging saja. Sebab, sapi metal bobotnya hampir dua kali lipat sapi lokal biasa," imbuhnya. Terpisah, Kepala Bidang Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinnakan) Purbalingga, Maria Sri Maharsi Wulan mengatakan, persediaan sapi siap potong masih aman. Sebab, sapi ternak yang dipotong tidak hanya lokal Purbalingga, tapi juga didatangkan dari luar daerah. "Pembagiannya setengah-setengah, misal satu hari motong sapi 8 ekor, 4 ekor lokal Purbalingga sisanya dari daerah lain," tuturnya. Menurutnya, hal itu dilakukan untuk menjaga populasi sapi di Purbalingga. Saat ini, populasi sapi di Purbalingga mencapai 13.500 ekor. Dikatakan, saat menjelang lebaran nanti biasanya ada perubahan jenis sapi potong. Menurutnya, hal itu dilakukan hampir setiap tahun. "Mulai H-7 sampai H+7 lebaran yang dipotong sapi metal, pertimbangannya karena bobot sapi metal lebih berat dari sapi putih. Untuk menghemat retribusi pemotongan, daripada motong sapi dalam jumlah banyak, mending motong sapi dengan bobot lebih banyak," pungkasnya. (mif)

Tags :
Kategori :

Terkait