TURUNKAN PETI MATI: Prosesi pemakaman jenazah suspect corona asal Desa Banjarpanepen
Kejadian di Desa Kuntili, Kecamatan Sumpiuh, bak cerita sinetron. Ini karena saat prosesi pemakaman jenazah suspect corona di dua desa di Kecamatan Sumpiuh, jenazah yang akan dikebumikan ke liang lahat ternyata tertukar.
FIJRI RAHMAWATI, Banyumas
https://radarbanyumas.co.id/angka-kematian-karena-covid-di-banyumas-lampaui-prediksi-ahli/
Mungkin ini belum pernah terjadi. Ada jenazah yang tertukar saat akan dimakamkan. Hal itu diceritakan oleh Camat Sumpiuh Ahmad Suryanto.
Kejadian bermula ketika dalam sehari terdapat tiga orang meninggal dunia, dan dimakamkan sesuai protokol kesehatan.
Dari tiga jenazah, dua diantaranya suspect covid dan meninggal di rumah sakit. Asal dari Desa Banjarpanepen dan Desa Kuntili.
"Jenazah sudah disalati, mau dikubur. Di pemakaman Kuntili, lho, di peti mati ada tulisannya Banjarpanepen. Salah jenazah," kisah Ahmad, Minggu (11/7).
Padahal ketika prosesi pemakaman, wilayah Sumpiuh sedang gerimis. Tim pemakaman bergegas memasukkan kembali peti ke ambulans.
Jarak tempuh sekitar 15 kilometer. Ambulans menerobos gerimis untuk menukar jenazah. Lokasi pemakaman di Desa Banjarpanepen berada di perbukitan melintasi hutan pinus.
"Sopir ambulan mengakui kekeliruan. Sopir sudah kelelahan, saking capeknya bolak balik mengantar jenazah," beber Ahmad.
Peti jenazah sampai tertukar juga dipicu oleh bentuk dan warna yang sama. Serta keluar dari rumah sakit yang sama. Sehingga sopir yang sudah dalam kondisi lelah kurang teliti.
Peristiwa tertukarnya jenazah pada Sabtu (10/7) sore. Pemakaman yang seharusnya sudah rampung menjadi molor sampai lepas magrib.
"Sampai terjadi jenazah tertukar itu manusiawi. Sopirnya luar biasa, dalam sehari banyak mengantar jenazah," ujar Ahmad.
Tingginya angka meninggal dunia baik terkonfirmasi positif maupun suspect corona. Ahmad mengajak seluruh warga di Kabupaten Banyumas umumnya dan Kecamatan Sumpiuh khususnya untuk taat protokol kesehatan.
"Corona itu ada. Disiplin protokol kesehatan, 5M. Rumah sakit sudah penuh. Kasihan tenaga kesehatan, bahkan sopir ambulan sampai ada yang lupa hingga jenazah tertukar," pesan Ahmad. (*)