SIRAM : Petani di Sumpiuh sedang menyiram tanaman bawang merah yang dibudidayakannya. FIJRI RAHMAWATI /RADARMAS
SUMPIUH - Petani bawang merah di Kecamatan Sumpiuh, terkendala pemasaran. Akibatnya, penjualan bawang merah langsung ke Brebes.
"Heran saya, bawang merah di Sumpiuh asalnya dari Brebes. Hasil panen saya ke Brebes dulu, sulit langsung masuk ke pasar di Sumpiuh," kata Ahmad Johari, petani bawang merah satu-satunya di Sumpiuh, Selasa (11/6).
Padahal menurut dia, pengembangan bawang merah di Sumpiuh prospektif. Dia sudah membuktikan dari luas lahan 100 ubin target panen sebanyak 1 ton bawang merah, ternyata tercapai.
Menurut dia, produktivitas bawang merah dapat dijadikan alternatif oleh petani untuk beralih ke bawang merah, terutama ketika memasuki musim tanam ke dua pada saat kemarau yang rentan.
Pengembangan bawang merah di Sumpiuh dan sekitarnya juga didukung oleh kontur tanah sawah. Tanah cocok sebagai media tanam bawang merah.
"Apalagi di Sumpiuh, resisten terhadap pestisida masih belum terjadi. Sehingga berpeluang untuk usaha bawang merah. Saya perhatikan, sawah-sawah ada yang dibiarkan tidak ditanami padi pada kemarau ini. Padahal bisa ditanami bawang merah," kata warga Kelurahan Kradenan itu.
Pembangunan pasar bawang merah di Sumpiuh menurutnya membutuhkan campur tangan berbagai pihak. Sumpiuh memiliki alam yang kondusif sebagai penghasil bawang merah.
Kini tanaman bawang merah telah berusia 27 hari. Sekitar pertengahan Agustus mendatang, bawang merah siap panen. Dia berkeinginan ikut memeriahkan karnaval pada hari kemerdekaan dengan menunjukan hasil panen. Bahwa Sumpiuh mampu memproduksi bawang merah. (fij)