Penyelengara Zakat dan Wakaf (Gara Zawa) Kantor Kemenag Banyumas punya cara berbeda agar dana zakat dan infaq dari keluarga besarnya tepat tersalurkan. Sedekah ban caranya. Alasannya mayoritas guru madrasah non PNS bekerja dengan memakai motor. Parahnya tidak sedikit ban motor pahlawan tanda jasa tersebut justru gundul dan tidak diganti tepat waktu. Dari situ lahir sedekah ban
Yudha Iman Primadi, Purwokerto
BANTULAH tetanggamu disekelilingmu sebelum membantu orang lain bahkan saudara yang jauh disana. Nasehat tersebut dipedomani betul oleh Kantor Kemenag Banyumas. Memiliki ratusan guru honorer non ASN mulai dari jenjang RA hingga MA, kesejahteraan pejuang madrasah sebagian besar masih belum layak.
"Ironis kalau kita bisa membantu ke Palestina besar tetapi rekan-rekan satu kantor sendiri masih kekurangan. Semua harus seimbang. Tidak harus besar tetapi tepat sasaran dan bermanfaat," kata Gara Zawa Kantor Kemenag Banyumas, Saridin.
Ide sedekah ban disampaikan Saridin datang dari Kepala Kantor Kemenag Banyumas, Ibnu Asaddudin. Bagi orang nomor satu di Kemenag Banyumas itu keselamatan kerja "pasukannya" jadi prioritas. Guru madrasah contohnya. Kepala kantor tidak ingin ada guru madrasah yang tidak bisa mengajar karena motornya rusak bahkan mengalami kecelakaan dikarenakan motor yang tidak sehat bisa karena mesin yang terlambat ganti oli atau ban yang gundul belum diganti-ganti .
"Setiap acara pertemuan-pertemuN dengan guru madrasah, sepeda motornya dicek. Bannya yang gundul difoto. Diumumkan setelah acara. Setelah diketahui pemiliknya uang pembelian ban kami serahkan," jelasnya.
Disinggung nominal, tidak kurang dari Rp 200 ribu per orang digelontorkan. Berbicara cukup, mungkin tidak 100 persen. Tidak hanya ban, yang sudah berjalan namun belum banyak adalah sedekah oli. Bantuannya Rp 100 ribu per orang. Monitoring dilakukan dengan mengirimkan foto ban baru yang dibeli. Harapannya resiko-resiko motor rusak sampai kecelakaan kerja yang mengintai bisa dimininalisir agar lancar bekerja.
"Sampai periode ini sedekah ban sudah diterima 35 pegawai non ASN dengan mayoritas guru madrasah. Kalau sedekah oli baru diserahkan untuk tiga orrang," pungkas Saridin.