CILACAP,RADARBANYUMAS.CO.ID – Sekretaris Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Cilacap, Rohwanto, mengungkapkan, operasi non-kebakaran masih mendominasi kinerja Pemadam Kebakaran (Damkar) Cilacap. Pernyataan ini disampaikan Rohwanto mewakili Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satpol PP, Taryo, di Cilacap pada Selasa (21/10/2025), saat memaparkan data hingga 30 September 2025.
Menurut data yang dihimpun, total kerugian materiil akibat insiden kebakaran diperkirakan telah mencapai angka fantastis, yaitu Rp 11,2 Miliar.
Rohwanto merinci bahwa jajaran Damkar Cilacap lebih banyak terlibat dalam operasi penyelamatan non-api. Hingga akhir September, tercatat operasi tangkap tawon sebanyak 98 kali, operasi tangkap ular sejumlah 75 kali, dan evakuasi cincin sebanyak 65 kali.
"Aktivitas penyelamatan ini menunjukkan fungsi Damkar yang semakin meluas, tidak hanya memadamkan api, tetapi juga mengatasi gangguan dan bahaya lain di masyarakat," jelas Rohwanto.
BACA JUGA:Trend Kejadian Kebakaran di Cilacap hingga Pertengahan 2025 Alami Penurunan
Dari total kasus kebakaran yang terjadi, konsleting listrik menjadi penyebab utama dengan 36 kasus. Selain itu, faktor kelalaian manusia atau human error menyumbang angka yang cukup tinggi, yaitu 29 kasus. Penyebab lain termasuk tungku atau gas LPG sebanyak 14 kejadian, serta rokok atau korek api sebanyak 3 kasus.
Dalam konteks lokasi kejadian, Damkar Cilacap mencatat kasus kebakaran terbagi menjadi 44 kejadian di area pemukiman, 28 insiden di dunia usaha, dan 7 kasus melibatkan kendaraan.
"Kami juga menetapkan wilayah Cilacap Kota, Kroya, dan Wanareja sebagai daerah yang perlu mendapat perhatian khusus karena tergolong rawan kebakaran," tambahnya.
Selain itu, melihat tingginya angka 'human error' dan konsleting listrik, Rohwanto mengimbau masyarakat Cilacap untuk lebih waspada dan rutin memeriksa instalasi listrik serta peralatan rumah tangga guna menekan risiko kebakaran di sisa tahun 2025.
Melihat tingginya angka 'human error' dan konsleting, Rohwanto mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
"Angka Rp 11,2 Miliar ini adalah kerugian yang sangat besar. Kami berharap masyarakat lebih peduli. Lakukan pengecekan rutin pada instalasi listrik yang sudah tua dan pastikan kompor serta peralatan gas dalam kondisi baik. Kerugian akibat 'human error' bisa kita tekan jika masyarakat lebih disiplin dan waspada," tegas Rohwanto. (rey)