PENJEMURAN : Pengrajin di Kemranjen sedang menjemur Barongan yang sedang dibuatnya, Rabu (8/8). FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS
KEMRANJEN - Salut langkah yang dilakukan Maryono perajin barongan di Kecamatan Kemranjen. Kendati tidak memiliki mesin pertukangan, dia terus berjuang untuk menghasilkan barongan dengan alat manual yang dimilikinya.
"Ingin sekali punya peralatan memadai supaya maksimal dalam memproduksi Barongan. Tapi tidak cukup modal untuk membeli mesin. Tanpa mesin, terkuras waktu dan tenaga," ujar Maryono, Rabu (8/8).
Perjuangan pria yang akrab dipanggil Mayo ini bukan tanpa tantangan. Dia harus bersaing dengan pabrikan mainan yang semakin mendesak mainan tradisional. Namun ini tidak menyurutkan Mayo untuk berkarya.
Warga Desa Grujugan itu, merupakan satu-satunya produsen barongan di Kecamatan Kemranjen. Peralatan yang dimiliki masih manual, seperti gergaji, cutter, bendo (pisau), palu dan gunting. Sedangkan untuk menghaluskan permukaan kayu, dia masih menggunakan amplas tangan. Tidak ada satupun mesin di rumahnya yang berada di RT 2 RW 5 itu.
Menurutnya, usaha Barongan sekaligus sebagai upaya pelestarian kerajinan tradisional. Sehingga permainan Barongan tetap eksis dan tidak lekang tergerus zaman. "Barongan sebagai budaya harus dijaga. Selain Barongan untuk permainan anak, juga membuat Barongan untuk pertunjukan ebeg atau kuda lumping," imbuhnya. (fij/why)