KONTROL: Seorang warga saat mengecek tanamannya di pinggiran Sungai Tajum, Ajibarang, Selasa (24/7). ALI IBRAHIM/RADARMAS
AJIBARANG – Debit air sungai Tajum di Desa Darmakradenan, Ajibarang, Banyumas turun drastis dan membuat sebagian lokasi menjadi kering. Kondisi ini dimanfat petani desa setempat menanam palawija di sungai.
"Menanam di sungai ibaratnya mengadu nasib. Jadi tak ada jaminan menuai, apalagi ketika waktu telah mendekati musim hujan. Tapi tetap saja kami menanam," jelas Darsuni (60) warga setempat
Darsuni (60) bersama belasan warga lainnya rutin menanami areal sungai kering ketika kemarau tiba. Mereka berharap mendapatkan penghasilan tambahan dari lahan sementara tersebut.
Dijelaskannya, setelah menanam palawija, ubi atau kacang-kacangan, mereka berharap agar langit tak segera menurunkan hujan. Pasalnya ketika hujan, dipastikan, kalau tanamannya akan tersapu banjir.
Kebiasan bercocok tanam di aliran sungai ini sudah rutin dilakukan tiap kemarau tiba. Tanaman palawija itu akan dirawat oleh warga setempat sambil mengambil air untuk keperluan pribadi. Soalnya ketika musim kemarau tiba, banyak warga yang kesulitan mendapatkan air bersih.
"Warga mencari air bersih dari sungai sekaligus mendapatkan hasil tanaman palawija setelah menanami areal yang mulai kering. Jadi sekali dayung dua tiga pulai terlampauai ibaratnya," kata jelasnya.
Dia menambahkan, dirinya biasanya memanen daun untuk sayuran dalam sepekan paling banyak 30 untai. "Kalau hasil panen dijual di Pasar Ajibarang satu untai kangkung seharga 700 rupiah, sedangkan kalau dijual di konsumen langsung seharga 1000 rupiah, lumayan buat tambahan hidup," terangnya.
Warga lainnya, Kasan (48) mengatakan, dia baru sekali memanfaatkan lahan kering di Sungai Tajum yang mangkrak akibat kemarau. Setelah datang musim hujan, bercocok tanam baru akan berhenti.
"Ada sisi positifnya juga musim kemarau ini, kami dapat lahan gratis untuk bercocok tanam. Susahnya ya kami kesulitan air bersih, karena sumur kami sudah mengering," katanya.
Keringnya aliran air Sungai Tajum juga berdampak pada area lahan sawah yang ada di sekitar sungai. Karena tidak dapat mendapatkan air, petani memilih membiarkan lahannya tak digarap, sambil menunggu musim penghujan. (ali)