Azzahara Imelda
Azzahara Imelda (14) sudah jatuh hati dengan pencak silat sejak kecil. Tepatnya sejak kelas 6 SD. Saat itu ia diajak temannya melihat aksi pencak silat. Seketika ia suka. Dan ia punya cita-cita menjadi pesilat terkemuka.
JUNI R, Purwokerto
Soal apa yang menjadikan ia suka pencak silat, secara spesifik ia tidak ingat betul. Dulu ia menyaksikan para pesilat tampil dengan mengeluarkan beberapa jurus dan gerakkan.
"Awalnya ikut-ikutan temen, lalu menjadi senang," kata siswi asal SMP N 2 Wangon itu. Lambat laun, ia mulai menemukan alasan yang menguatkannya menyukai pencak silat. Agar bisa menjaga diri. "Karena gerakan dan bisa melindungi diri, jadi lebih bisa jaga diri," ujarnya.
Menurutnya, perempuan itu mesti bisa menjaga diri. Tidak harus jago, tetapi bisa tahu dasar-dasar bela diri baginya itu mesti dikuasai oleh perempuan. Kecintaannya pada pencak silat tidak berjalan mulus. Kedua orang tunya sempat menentang. Karena dinilai berbahaya bagi perempuan. "Dulu menolak karena saya perempuan takut kenapa-napa," paparnya.
BACA JUGA:Dulu Dicap Buruk dan Negatif, Kini Banyak Prestasi dan Produktif
Penolakan itu tidak membuatnya patah arang. Justru menjadi motivasi sendiri. Pelan-pelan ia terus menyakinkan kedua orang tuanya. Langkah itu juga tidak mulus. Masih juga ditolak. "Saya terus yakinkan kedua orang tua saya," ucapnya.
Ia menuturkan, ia bisa berprestasi di ajang pencak silat. Dan juga punya potensi mumpuni dibidang itu. "Aku tunjukkan kalau aku punya potensi," paparnya. Dalam menggeluti olahraga itu ia sebut, latihannya berat. Harus disiplin. Luka dan juga cidera baginya sudah biasa.
"Dulu pernah jatuh saat latihan, karena salah tumpuan. Sakit sekali, saya sampai menangis," paparnya.
Meski sakit ia tidak kapok, apalagi berhenti pencak silat. Itu menjadi salah satu proses yang mesti dilalui. Ia menyakini, tangis dan rasa sakit menjadikannya lebih kuat. "Proses penyembuhan gada satu minggu. Ga kapok, malah jadi pengalaman baru," terangnya.
Meski masih belia, ia selalu ingin lebih baik. Seleksi Popda jadi buktinya. Pertama kali ikut ia belum beruntung.
BACA JUGA:Inovasi Bubur Ayam Dibakar dalam Kuali Tanah Liat yang Menggoda Selera
"Seleksi Poda belum berhasil karena saya kalah poin 16, lumayan banyak," tuturnya. Meski begitu ia juga tidak putus asa. Seleski Popda berikutnya ia sudah bulatkan tekad, bakal kembali mendaftar. "Penginnya ikut lagi," pungkasnya. (*)