Komunitas Tanggap Bencana Dilatih Basarnas
LUMBIR-Potensi kebencanaan di Kecamatan Lumbir mulai dari banjir, tanah longsor dan angin kencang terpetakan cukup tinggi. Hal ini membuat komunitas tanggap bencana tiap desa di Kecamatan Lumbir mendapat pelatihan dari Badan SAR Nasional (Basarnas), Kamis (9/3) kemarin. Anggota komunitas tanggap bencana mendapat sosialisasi materi dan aplikasi di lapangan.
Camat Lumbir Budi Nugroho mengatakan, kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Sub Bidang Direktorat Permasyarakatan SAR dan Sertifikasi Basarnas Budi Purnomo, Kasi Kemasyarakatan Zulfikar, Kasi Sertifikasi Donny Amrizal bersama 26 anggota SAR. Selain itu juga hadir Kepala BPBD Banyumas, Muspika dan anggota tanggap bencana se kecamatan Lumbir.
"Dengan tugas pokok melaksanakan pembinaan, pengkoordinasian dan pengendalian potensi SAR dalam kegiatan SAR terhadap orang dan material yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya oleh Basarnas, diharapkan anggota tanggap bencana tiap desa bisa melaksanakan tugasnya dengan baik,"katanya.
Selain mendapatkan pelatihan, setiap anggota komunitas tanggap bencana juga dapat menularkan hasil kegiatan kepada warga supaya dalam menghadapi bencana tidak panik. Anggota Komunitas tanggap bencana Lumbir terdiri dari unsur Linmas, Tagana, Pramuka Peduli, MDMC LPB Muhammadiyah, Karang Taruna, Polsek, Koramil dan Banser.
"Anggota tanggap bencana ini berasal dari berbagai unsur. Diharapkan, koordinasi berjalan cepat dalam penanggulangan dan penanganan bencana yang ada di wilayah Lumbir. Dengan mengikuti praktek di lapangan dalam pelatihan tersebut, mereka tidak lagi merasa panik untuk melakukan penanganan bencana,"jelasnya.
Budi Nugroho menambahkan, potensi bencana berada di hampir seluruh desa. Seperti di Desa Cidora dan Besuki yang rawan banjir serta angin kencang dan Desa Dermaji, Parungkamal, Kadunggede, Karanggayam, Canduk dan Cirahab yang rawan longsor.
Hadir juga dalam kegiatan tersebut, Kepala SMK Maarif NU 2 Ajibarang Sodikin yang sebelumnya menggelar kegiatan bersama Basarnas dan siswa di sekolahan tersebut. (gus/bdg)