Rawat Tradisi, Warga Watuagung Rayakan Bada Kupat

Senin 07-04-2025,11:31 WIB
Reporter : Fijri Rahmawati
Editor : Ali Ibrahim

BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Warga Desa Watuagung Kecamatan Tambak merayakan lebaran ketupat atau disebut bada kupat, Senin (7/4/2025). Kegiatan tradisi itu tersebar di masjid dan musola.

Tradisi bada kupat diperingati pada tanggal 8 Syawal kalender Hijriyah atau H+7 hari raya Idul Fitri 1446 Hijriyah. Mayoritas warga membuat ketupat berbagai bentuk dari janur kuning.

"Syawal merupakan bulan undak-undakan, bulan kenaikan dari segi ibadah. Salah satu amaliyah yang ditingkatkan adalah sedekah. Bada kupat ini sebagai bentuk sedekah," papar Kasepuhan Masjid Al-Barokah Watuagung Kyai Marsio Ahayadi.

Bada kupat sebagai wujud sedekah karena semua ketupat yang dibawa warga dikumpulkan menjadi satu. Kemudian, dibagi beserta olahan pelengkapnya seperti serundeng, peyek, mendoan dan beberapa sayur kering.

BACA JUGA:Arus Balik H+6 Lebaran Idulfitri 2025 di Jalur Buntu-Sampang Cilacap Ramai Lancar

BACA JUGA:Arus Balik di Perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah Ramai Lancar pada H+4 Lebaran Idulfitri

Setelah ketupat terbagi merata. Selanjutnya, didistribusikan ke warga sekitar lokasi masjid atau musala lokasi diselenggarakan bada kupat.

"Selagi tidak bertentangan dengan agama, kami terus merawat tradisi bada kupat supaya lestari. Juga, sebagai cara untuk memperbanyak amal saleh," sambung Kyai Marsio.

Bada kupat sekaligus momen mempererat keharmonisan umat dan kemasyarakatan. Marsio menyebut di tengah perkembangan zaman tentu bukan hal mudah untuk merawat tradisi turun temurun dari leluhur.

Oleh karena itu, tradisi ini pun tidak memberatkan atau menyulitkan warga. Misalnya, bagi yang tidak bisa mengambil janur kuning di pohon kelapa. Maka dapat menggunakan plastik untuk membuat ketupat.

BACA JUGA:Kapolres Purbalingga Klaim Libur Lebaran di Objek Wisata Aman dan Lancar

BACA JUGA:H-1 Sampai H+3, Penambahan Sampah Lebaran Capai 8 Ton

"Jumlah ketupat yang dibawa ke masjid juga tidak dibatasi. Semampunya saja berapa. Merawat tradisi itu yang sulit," imbuh Kyai Marsio.

Pada bada kupat dilantunkan do'a salawat nabi. Warga berharap syafaat, setelah melaksanakan perintah Tuhan. Juga, dipanjatkan do'a selamat sebagai penutup. (fij)

Kategori :