Produksi Tempe Menurun Dampak Kenaikan Harga Kedelai Impor

Selasa 13-12-2016,15:36 WIB

PURWOKERTO- Produksi tempe di Kabupaten Banyumas dalam sebulan ini mengalami penurunan. Hal tersebut diakui oleh para perajin tempe di Desa Pliken, Kecamatan Kembaran. Produksi Tempe Menurun Dampak Kenaikan Harga Kedelai Impor (Dimas Prabowo) Salah seorang perajin tempe,Trisno mengatakan, kedelai sebagai bahan baku tempe yang dibuatnya, didapat dari impor. Saat ini harga kedelai impor mengalami kenaikan. "Kenaikannya bertahap. Biasanya hanya naik Rp 100 per kilogram, sekarang harga kedelai impor Rp 7.350 per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp 6.500 per kilogram," katanya. Adanya kenaikan harga kedelai impor, tentu berpengaruh pada biaya produksi. Dampaknya, biaya produksi juga meningkat, sehingga berpengaruh pada pembuatan tempe yang tidak optimal. Trisno menuturkan, biasanya ia mampu memproduksi hingga 40 kilogram, saat ini hanya dapat memproduksi 30 kilogram. Namun, ia tidak berani untuk menaikkan harga tempe secara tiba-tiba. Pasalnya dikhawatirkan pembeli akan berpindah membeli ke tempat lainnya. Saat ini saja, tempe mendoan isi tiga lembar yang dibungkus daun pisang seharga Rp 1.250. Sedangkan dengan takaran per kilogram yang dibungkus plastik seharga Rp 8 ribu. "Kami tidak bisa menaikkan harga tempe secara instan, tapi diharapkan harga bahan bakunya tidak terus naik. Kalau berpindah menggunakan kedelai lokal, hasilnya kurang optimal dan tidak bisa banyak," tuturnya. Untuk menyiasatinya, Trisno harus rela mengurangi keuntungan tanpa menaikkan harga. Sehingga ukuran dan takaran tempe tidak berubah. (ely/bdg)

Tags :
Kategori :

Terkait