Tiga Nama Pengganti Tito

Rabu 23-10-2019,14:07 WIB

FAISAL R SYAM / FAJAR INDONESIA NETWORK. KOSONG:Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian melambaikan tangan saat berjalan memasuki Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Senin (21/10/2019). Kapolri datang menghadap Presiden Joko Widodo untuk melaporkan situasi kamtibmas terkini dan upaya pengamanan ke depannya. JAKARTA – Kapolri Jenderal Tito Karnavian sudah dilantik jadi Menteri Dalam Negeri. Surat pengunduran diri pria asal Palembang, Sumatera Selatan itu sudah dibacakan Ketua DPR Puan Maharani dalam rapat paripurna DPR kemarin (22/10) sore. Lalu siapa yang paling berpotensi menggantikan Tito? Ada tiga jenderal Polri yang berpeluang sebagai kapolri. Yakni, Kabaintelkam Polri Komjen Pol Agung Budi Maryoto, Kalemdiklat Polri Komjen Pol Arief Sulistyanto, dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono. Dari tiga nama tersebut, muncul nama Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) kapolri sebelum ada keputusan presiden. Pengamat Hukum Tata Negara Yusdiyanto Alam mengatakan, jika melihat dari komposisi dan peluang yang ada, Gatot paling potensial menjadi pengganti Tito. ”Ini berdasar analisis saya ya, Gatot akan dipromosikan menjadi kepala Bareskrim Polri lebih dulu. Kalau mau dilihat dari sisi karier dan kepantasan,” jelas Dosen Hukum di Universitas Lampung itu, kemarin. Dengan begitu, sambung doktor jebolan Universitas Padjajaran Komjen Pol Idham Azis akan ditugaskan menjadi wakapolri. ’’Apalagi, posisi kapolda Metro Jaya ada dua calon kuat. Yakni kapolda Jabar dan kapolda Lampung,” terangnya. Setelah Ari Dono purna tugas, Gatot akan diusulkan menjadi kapolri. ’’Untuk kemudian posisi kapolri nantinya akan dipegang Gatot. Sekali lagi ini saya hanya melihat realitas, dan tradisi. Beda kalau ada hal lain, terlebih Mba Puan (Ketua DPR, red), sepertinya mendorong Komjen Pol Ari Dono Sukmanto,” imbuhnya. Yusdianto pun memperdiksi, calon kuat Kapolri tidak lepas dari rekam jejak. Salah satu calon terkuatnya yang pernah duduk sebagai Kapolda Metro Jaya. Dan alasan yang memungkinkan, Gatot menjadi suksesor Tito. ”Salah satunya terkait performa ya. Gatot dinilai berhasil menjaga keamanan ibu kota. Kemudian, Gatot angkatan Akpol 1988 yang hanya selisih satu tahun di bawah Tito. Yang lebih penting, banyak pihak menilai chemistry-nya dengan presiden sangat baik,” jelasnya. Terkait posisi Tito yang baru, Yusdianto memprediksi, ia lebih pas pada memimpin BIN. ”Memang di luar santer banyak pula yang memprediksi dia akan ditugasi sebagai mendagri. Ya itu wajar saja, sepekulasi muncul,” terangnya kepada Fajar Indonesia Network (FIN). Terpisah, Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Asep Adisaputra menegaskan bahwa, Polri masih menunggu pengumaman resmi dari Presiden Jokowi. Meski Tito sudah dipanggil dan datang ke Istana Senin lalu (21/10), penguman resmi tetap jadi patokan. ’’Ya menungu mas. Menunggu pengumuman resmi dari bapak presiden besok (hari ini). Karena nanti informasi yang kami teriam dilanjutkan dengan pelantikan seluruh jajaran kabinet yang baru,” jelasnya. Yang pasti, sambung Asep, instansinya memiliki mekanisme internal terkait dengan mutasi dan promosi perwira tinggi (pati). ’’Langkah-langkah antisipasi dan perencanaan pasti akan dibuat oleh Polri. Tetapi, itu semua masih dalam perencanaan. Resminya setelah ada pengumuman dari bapak presiden,” beber Adi. Sebelumnya Puan menyebut alasan pengunduran diri Tito, karena yang bersangkutan akan mengemban tugas baru dalam pemerintahan berikutnya. Puan menjelaskan, kapolri memang diangkat dan diberhentikan oleh presiden. Namun, proses tersebut harus melalui persetujuan DPR. Itu sesuai dengan ketentuan pasal 11 ayat 1 dan 2 Undang-Undang (UU) nomor 2/2002 tentang Kepolisian RI. ’’Setelah disetujui dalam paripurna tadi, kami langsung mengirim surat ke presiden,” jelasnya. DPR baru menerima surat pengunduran Tito kemarin siang. Pimpinan DPR pun menggelar rapat internal sebelum dibacakan secara terbuka di rapat paripurna. Dalam surat juga disebutkan bahwa Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto ditunjuk sebagai pelaksana tugas (Plt) kapolri sebelum ada keputusan presiden. Ditanya lebih jauh menteri apa yang diemban Tito, Puan mengaku tidak tahu. Dia bilang, dalam surat maupun rapat dengan Tito tidak disebutkan secara spesifik soal jabatan berikutnya. ’’Ya, Beliau (Tito Karnavian, Red) hanya bilang dapat amanah baru. Kan besok (hari ini, red) diumumkan. Kita lihat saja lah,” papar politikus PDI Perjuangan itu. Sementara itu, mundurnya Jenderal Polisi Tito Karnavian mengubah gerbong kepemimpinan di tubuh Polri. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian (Lemkapi) Edi Hasibuan, Wakapolri Ari Dono tidak akan bertugas lama sebagai Plt Kapolri. ’’Sampai Desember, sebelum dia (Ari Dono, Red) pensiun,” katanya. Untuk diketahui, Ari Dono merupakan jenderal bintang tiga Polri yang bertugas sebagai wakil Tito di institusi kepolisian. Dia juga pernah bertugas di Bareskrim Polri. Ari Dono bukan orang pertama yang diberi amanat menjadi plt kapolri. Namun, mekanisme itu besar kemungkinan tidak dilakukan terhadap Ari Dono. Selain masa tugas yang tinggal sebentar lagi, ada nama-nama lain yang dinilai cocok menggantikan Tito.(fin/ful)

Tags :
Kategori :

Terkait