PEKUNCEN-Diduga mengalami depresi, Nrs (39) warga RT 2 RW 3 Desa Petahunan Kecamatan Pekuncen, nekat membakar rumah milik orang tuanya sendiri, H Katim (75), Rabu (17/8) pukul 22.00. Saat kejadian, rumah tersebut sedang ditinggal ke tempat hajatan pada . Akibatnya, seluruh rumah ludes terbakar dan kerugian ditaksir mencapai Rp 50 juta.
Dari keterangan saksi, H Muhaemin, saat kejadian Nrs sedang berada di rumah sendirian karena orang tuanya menghadiri hajatan tetangga tidak jauh dari rumahnya. Namun, pada pukul 22.15 warga melihat ada api yang membesar di rumah H Katim. Warga langsung menuju lokasi dan berusaha memadamkan api.
"Saat ditinggal hajatan, dia diduga melakukan pembakaran karena hanya dia yang berada di dalam rumah. Warga hanya melihat ada api dan langsung teriak ada kebakaran. Setelah itu warga berdatangan, termasuk H Katim yang sedang berada di rumah Juned untuk menghadiri hajatan,"jelas Muhaemin, Kamis (18/8).
Saat warga berdatangan ke rumah Katim, Nrs kabur dan kembali pukul 02.00. Sedamgkan warga langsung berusaha untuk memadamkan api yang terus membakar rumah ukuran 5x8 meter tersebut. Namun, akibat api yang terus membesar semua isi rumah tidak ada yang bisa diselamatkan. Sekitar pukul 12 malam api baru bisa padam.
"Semua yang ada di dalam rumah tidak ada yang tersisa. Ludes terbakar semua dan Nrs setelah kembali dari persembunyian langsung diamankan warga karena sudah hampir 10 tahun mengalami depresi. Namun perbuatan yang dilakukan dengan membakar rumah baru pertama kali dilakukan,"jelasnya.
Kades Petahunan, Rohmat Fadli mengatakan, akibat kebakaran itu, kerugian ditaksir mencapai Rp 50 juta. Semua barang berharga milik korban yang berada di dalam rumah tidak ada yang tersisa, termasuk uang tunai dan barang berharga lainnya. Api berhasil dipadamkan warga pukul 12 malam.
"Api berhasil dipadamkan dua jam setelah pertama kali diketahui ada kebakaran. Malam itu juga Nursiam sudah diamankan warga, sementara keluarga H Katim terpaksa tidur di rumah sanak saudaranya karena sudah tidak ada lagi barang yang tersisa usai kebakaran,"jelasnya. (gus)