BANJARNEGARA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Ratusan warga Desa Gumelem, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara, menggelar tradisi Gethekan sebagai wujud syukur atas hasil panen, Jumat (1/11/2024).
Tradisi yang turun-temurun ini telah menjadi simbol kekuatan budaya dan keagamaan warga yang selalu diselenggarakan seusai panen raya.
Kepala Desa Gumelem Wetan, Arief Machbub menjelaskan, Gethekan adalah bagian dari warisan leluhur yang tidak hanya mengungkapkan rasa syukur, tetapi juga mempererat hubungan antarwarga dan menjaga kepercayaan terhadap budaya setempat.
Dalam acara tersebut, warga berkumpul di Paseban Agung Gumelem, membawa tumpeng di dalam tenong atau keranjang bambu lengkap dengan berbagai lauk-pauk tradisional sebagai bentuk persembahan.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Dawet Ayu Banjarnegara, Tradisi dan Kelezatan yang Tak Tergantikan
BACA JUGA:Potong Rambut Anak Gimbal, Tradisi Ruwatan Di Daerah Dieng.
Tradisi ini juga melibatkan kegiatan ziarah dan doa bersama di petilasan leluhur desa, seperti makam Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Gumelem (K. Hasan Besari), tokoh bersejarah yang sangat dihormati oleh masyarakat Desa Gumelem.
“Kami memiliki tradisi adat yang beragam, mulai dari Ujungan sebagai permohonan turun hujan, Nyadran Gedhe menjelang bulan Ramadan, hingga Gethekan ini. Semua ritual ini menguatkan hubungan dengan Sang Pencipta dan antar sesama,” ujar Arief, Sabtu (2/11/2024).
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Banjarnegara, Heni Purwono, turut menyoroti pentingnya melestarikan situs-situs di Gumelem, mengingat nilai budaya yang dikandungnya sangat tinggi.
Menurutnya, beberapa elemen seperti pintu, pagar, dan cungkup makam sudah mengalami kerusakan dan membutuhkan pemeliharaan yang tepat agar tradisi tetap hidup dan lestari.
BACA JUGA:Sekda Banjarnegara Ziarah Jelang Hari Jadi, Tradisi Mengenang dan Menghormati Jasa Pendahulu
BACA JUGA:Tradisi Sedekah Sawah, Warga Banjarmangu Tebar 1 Kuintal Belut
“Kehadiran masyarakat dalam acara-acara budaya ini menunjukkan bahwa situs-situs di Gumelem memiliki peran penting. Dukungan pemerintah untuk menetapkan kawasan ini sebagai cagar budaya akan menjadi langkah penting menjaga keaslian dan keberlanjutannya,” ungkap Heni.
Kegiatan tradisi Gethekan ini diakhiri dengan makan bersama seluruh warga, simbol kebersamaan dalam ungkapan syukur dan kebanggaan pada warisan budaya yang terus dipelihara. (jud)