PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kemampuan literasi guru ASN dan non ASN di Kabupaten Purbalingga, masih rendah. Diketahui, dari 6.300 guru yang ada, baru sekira 20 persen yang memiliki kemampuan literasi memadai.
Hal itu, diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga Tri Gunawan, saat kegiatan supervisi program pemulihan pembelajaran tahap II, di SMPN 1 Purbalingga.
Menurutnya, rendahnya kemampuan literasi para guru di kabupaten Purbalingga itu, karena minat baca guru, yang masih rendah.
"Setidaknya guru harus rajin membaca, agar memiliki referensi yang cukup untuk menunjang proses pembelajaran. Tidak semata dari buku ajar, tapi juga referensi tambahan yang relevan dalam tugas mengajarnya," ujarnya.
BACA JUGA:Budaya Literasi Siswa Belum Optimal, Ini Upaya Dinarpus Purbalingga
BACA JUGA:Tingkatkan Kompetensi, Guru dan Kepala Sekolah LPIT Harapan Ummat Ikuti Workshop
Dia menyebutkan, para guru masih enggan mendapatkan perpustakaan untuk meningkatkan kemampuan literasi. Meskipun memiliki banyak waktu luang diluar jam mengajar.
Dia mengungkapkan, upaya pemerintah meningkatkan kualitas guru sudah dilakukan. Salah satunya adakah dengan kebijakan dana tunjangan sertifikasi.
"Dengan dana itu, guru bisa berlangganan internet dan membeli buku-buku yang relevan. Bukan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif," lanjutnya.
Meski demikian,dia mengaku kemampuan numerasi para guru di kabupaten Purbalingga terbilang cukup lumayan.
BACA JUGA:Siap-siap, Bantuan PPG Guru PAI Ditambah
BACA JUGA:Guru Pensiun di Purbalingga Capai 250 Orang Per Tahun
Tak hanya di Kabupaten Purbalingga, rendahnya kemampuan literasi para guru, juga terjadi di daerah lainnya di Jawa Tengah.
Hal itu diungkapkan oleh Mulida dari Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Jawa Tengah.
"Kemampuan literasi yang rendah itu tercermin pula rendahnya minat baca siswa," ungkapnya.