BACA JUGA:Punya Budget Rp100 Juta? Ini Dia Mobil Baru yang Bisa Kamu Bawa Pulang
BACA JUGA:10 Mobil Klasik yang Jadi Primadona Anak Muda Masa Kini, Apa Saja?
2. Kurangnya Infrastruktur Industri Otomotif
Untuk mendirikan merek mobil, negara tersebut perlu memiliki infrastruktur otomotif yang kuat, termasuk fasilitas produksi, rantai pasokan yang efisien, dan jaringan distribusi yang baik.
Korea Selatan dan Jepang memiliki infrastruktur yang sangat mendukung industri otomotif mereka, memungkinkan mereka untuk mengembangkan merek lokal yang kuat.
Indonesia, meskipun memiliki beberapa fasilitas produksi otomotif, belum sepenuhnya memiliki infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung pengembangan merek mobil baru dari awal.
BACA JUGA:7 Fakta Mobil Dodge Charger Milik Dominic Toretto di Film Fast & Furious
Infrastruktur yang ada lebih fokus pada perakitan dan distribusi, daripada produksi dan inovasi kendaraan dari nol.
3. Keterbatasan Teknologi dan Keahlian
Pengembangan teknologi otomotif memerlukan keahlian teknis yang mendalam dan berkelanjutan.
Negara-negara yang memiliki merek mobil sendiri, telah menginvestasikan waktu dan sumber daya.
BACA JUGA:Simak Nih! Perbedaan Antara Mobil Jenis SUV dengan MPV
BACA JUGA:5 Rekomendasi Mobil dengan Desain Kokoh yang Cocok untuk Daerah Pegunungan
Dalam mengembangkan keahlian teknis dan teknologi yang diperlukan untuk merancang dan memproduksi kendaraan berkualitas.
Di Indonesia, meskipun ada bakat dan keahlian di bidang teknik dan desain, industri otomotif lokal belum sepenuhnya berkembang untuk mendukung pengembangan teknologi otomotif yang kompleks.