CILACAP, RADARBANYUMAS.CO.ID - Dampak musim kemarau berkepanjangan sekitar 90 hektare sawah di wilayah Desa Grugu, Kecamatan Kawunganten, terancam gagal panen lantaran mengalami krisis air.
Hal tersebut menjadi perhatian banyak pihak termasuk Dinas Pertanian, Dirjen Perlindungan Pangan serta Kementrian Pertanian serta lembaga terkait untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Kepala Dinas Pertanian Cilacap Susilan menjelaskan giat tersebut sebagai bentuk upaya untuk menjaga keberlangsungan masa panen di wilayah Desa Grugu.
"Tahap awal kita distribusikan sekitar 24 Ribu liter air untuk tahap awal," katanya, Jumat (6/9/2024).
BACA JUGA:Kasus Stunting Hingga Pertengahan 2024 Masih Tinggi, Ini Upaya Pemkab Cilacap
BACA JUGA:Warga Wanareja Jadi Korban Pembacokan, 1 Tersangka Diamankan dan 2 Lainnya Masih Buron
Menurutnya Susilan, giat tersebut menjadi upaya agar tanaman padi yang rata-rata masih berumur sekitar 1 bulan tersebut tetap mendapatkan pasokan air.
"Ini salah satu upaya, semoga saja hujan segera turun sehingga kebutuhan pasokan air dapat teratasi," lanjut Susilan.
Dengan adanya langkah-langkah ini, diharapkan produksi pangan di Kawunganten tetap dapat dipertahankan dan petani tidak mengalami kerugian yang lebih besar.
"Penanganan dampak perubahan iklim ini memerlukan kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu, diharapkan semua elemen masyarakat, baik pemerintah daerah maupun petani, dapat bersatu untuk menghadapi tantangan ini," tambah Susilan.
Selain itu, langkah itu menunjukkan komitmen Dinas Pertanian dalam membangun ketahanan pangan daerah. Ketahanan pangan memastikan terjadinya ketersediaan pangan masyarakat dengan harga terjangkau.
"Intinya gagal panen akan mengakibatkan kerugian ekonomi yang cukup signifikan bagi para petani sehingga kita berupaya agar hal itu tidak terjadi," pungkasnya. (jul)