PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kolaborasi menjadi topik penting dalam pengembangan sektor pariwisata di Banyumas. Selain itu, pelestarian lingkungan dan ekologi juga menjadi perhatian utama untuk menjaga keseimbangan alam.
Oleh karena itu, tema "Connect with Nature" dipilih untuk talkshow pada acara 1st Anniversary Safari See To Sky Baturraden, yang diadakan pada Senin (5/8/2024).
Salah satu topik yang dibahas adalah bagaimana memanfaatkan alam untuk mengembangkan ekosistem pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar hutan.
BACA JUGA:Polisi Banyumas Tangkap Pelaku Curanmor Kurang Dari 3 Jam
Para ahli tidak hanya membahas potensi wisata Banyumas dengan keunikan lokalnya, tetapi juga bagaimana pengembangan wisata dapat mempengaruhi kelestarian alam.
Dr. Tasdiyanto SP. M.SI, Staff Ahli Menteri LHK Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam, menyatakan bahwa hubungan antara manusia dan alam telah ada sejak lama. Manusia sangat bergantung pada alam, tetapi ketika mulai menguasai ilmu bercocok tanam, mereka merasa bisa mengendalikan alam, yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap lingkungan.
Dia menyebutkan bahwa konsep "Sustainable Tourism Development" sedang dikembangkan untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi, ekologi, dan sosial budaya dapat berjalan selaras.
BACA JUGA:Harga Anjlok, Greja Katolik Bersama GOW Borong Buncis Untuk Bantu Petani
"Pariwisata berkelanjutan tidak hanya tentang meningkatkan jumlah wisatawan, tetapi juga tentang menjaga kelestarian alam," ujarnya.
Sekretaris Dinas Dinporabudpar, Deskart Setyo Djatmiko, dalam sambutannya menyatakan bahwa ada beberapa tantangan dalam sektor pariwisata, seperti akomodasi dan aksesibilitas. Dia mengusulkan adanya skema baru untuk mempermudah dan mengurangi biaya masuk ke obyek wisata.
"Misalnya, seperti tol, satu pintu, satu mobil dikenakan biaya Rp25 ribu. Ini adalah aset perhutani yang juga dikelola oleh pemda. Saat ini, pengunjung harus membayar di berbagai titik, dan mereka butuh kepastian harga saat mengunjungi Baturraden," jelasnya.
BACA JUGA:Permintaan Bantuan Air Bersih Dampak Kemarau di Kabupaten Cilacap Bertambah
Dekan Fakultas Ilmu Budaya Unsoed, Dr. Ely Triasih Rahayu, S.S., M.Hum, sebagai akademisi menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi, terutama agar pelaku wisata dari luar Banyumas dapat terhubung dengan wisata di Banyumas.
"Kami akan mengusulkan paket wisata kepada para mahasiswa dan berharap ada tim yang lebih serius setelah diskusi ini," katanya.
Administratur KPH Banyumas, Mochamad Risqon Timur, menyatakan bahwa KPH Banyumas Timur mengelola sekitar 25 ribu hektar lahan, dengan 5.200 hektar di antaranya merupakan hutan lindung yang potensial dijadikan industri wisata alam.