Suratman, Sukses Galakkan Budidaya Jamur Tiram
Sosok kepala desa yang satu ini dikenal gigih dalam meningkatkan kesejahteraan masyarat yang ia pimpin. Buktinya, dia tidak serta merta ingin sukses sendirian. Dia berupaya memajukan masyarakatnya dengan budidaya Jamur tiram.
JULIUS PURNOMO, Cilacap
Suratman, Kepala Desa Dondong, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap terbilang sukses dalam menjalankan budidaya jamur tiram putih di kediamannya. Dia mampu memperoleh omset jutaan rupiah dalam satu bulan.
Suratman berkisah, awal mula merintis budidaya jamur tiram putih sekira tahun 2014 bersama sang istri. Saat itu, dia belum menjabat sebagai Kepala Desa setempat. "Saya kemudian mengajak pemuda karang taruna di Desa Dondong dan sekarang sudah berjalan," katanya kepada Radarmas.
BACA JUGA:Tekan Stunting, 1.733 Anak di Cilacap Dapat Bantuan Telur
BACA JUGA:Bahan Pangan Berbahaya Masih Ditemukan di Cilacap
Ia mengaku, budidaya jamur tiram putih yang digelutinya ini terinspirasi dari petani jamur di Kabupaten Banyumas yang dinilainya sangat menguntungkan. Dia menilai, para petani di sana mampu mempunyai omset puluhan juta rupiah.
"Awalnya saya terinspirasi dari petani jamur tiram putih senior di Banyumas. Bibit jamur yang dijual bisa laku sampai 500 botol per harinya. Per botol dijual Rp 5 ribu. Ya tinggal dikalikan saja," katanya.
Melihat hal itu, kemudian ia tertarik untuk mencoba karena dinilainya sangat menguntungkan. Ia kemudian menyiapkan 2 kumbung atau rumah jamur masing-masing berukuran 5 meter x 6 meter.
Satu kumbung ia gunakan untuk rumah produksi jamur, sementara sisanya digunakan sebagai tempat baglog. Menurutnya, baglog ialah tempat untuk mengisi spora jamur sebelum dipindah ke rumah produksi.
BACA JUGA:Polisi Buru Pelaku Pembuangan Bayi di Kroya, Cari Ibu Hamil di Tiap Desa
BACA JUGA:9 Orang Meninggal karena DBD, Ini langkah Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap
Selain itu, jika memiliki lahan sendiri modal yang dibutuhkan pun tidak terlalu banyak. Budidaya jamur tiram putih sangat mudah.
Pria yang akrab dipanggil Ratman ini mengaku hanya bermodalkan Rp 1 juta. "Cukup Rp 1 juta. Proses budidayanya sangat mudah dan untungnya melimpah. Jamurnya juga mudah dikelola. Panennya pun setiap pagi, tidak harus menunggu satu bulan," lanjutnya.