PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID – Empat desa di Kabupaten Purbalingga difasilitasi menjadi Desa Tangguh Bencana (Destana), oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) pada tahun ini.
Yakni, Desa Gondang, Desa Tlahab Lor, Siwarak dan Desa Karangrejam. Keempatnya, masuk wilayah Kecamatan Karangreja.
Empat desa tersebut melengkapi lima Destana, yang sebelumnya sudah dimiliki oleh Kabupaten Purbalingga.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan dan Bencana (BPBD) Kabupaten Purbalingga Prayitno, Senin, 27 Mei 2024.
BACA JUGA:Hujan Sudah Mulai Jarang, BPBD Kabupaten Purbalingga Belum Dapatkan Permintaan Bantuan Air Bersih
BACA JUGA:Libur Lebaran, BPBD Kabupaten Purbalingga Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
"Dengan fasilitasi empat desa dari BPBD Provinsi Jawa Tengah. Serta, rencana pembentukan Destana melalui APBD Kabupaten tahun 2024 untuk enam desa. Maka diharapkan pada akhir tahun 2024 sudah terbentuk 15 Destana,” katanya, saat peningkatan kapasitas perwakilan Destana di Gedung Olahraga Desa Tlahab Lor.
Dia menjelaskan, saat ini Kabupaten Purbalingga memiliki lima Destana. Yakni, Desa Karangbawang dan Tanalum,di Kecamatan Rembang. Desa Banjarsari di Kecamatan Bobotsari. Desa Purbasari di kecamatan karangjambu. Serta, Desa Muntang di Kecamatan Kemangkon.
Dia mengungkapkan, pembentukan Destana ini sangat penting. Karena hampir seluruh wilayah Kabupaten Purbalingga juga menjadi cakupan Kawasan Risiko Bencana (KRB).
Berdasar data Kajian Risiko Bencana 2024-2029 terdapat wilayah KRB Banjir seluas 12.345 hektar yang tersebar 10 kecamatan.
BACA JUGA:Baru Dilantik Bupati, Nama Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga Dicatut untuk Penipuan
BACA JUGA:BPBD Purbalingga Gandeng FPRB, Atasi Potensi dan Kebencanaan
Kemudian KRB gerakan tanah seluas 16.510 Hektar yang tersebar di 13 kecamatan. KRB letusan Gunung Slamet seluas 8.015 hektar yang tersebar di tiga kecamatan. Serta, KRB angin ribut, tersebar di seluruh wilayah kecamatan di kabupaten Purbalingga.
Dia juga mengungkapkan, pada tahun 2023 terdapat 92 kali bencana dan kekeringan di 146 desa yang tersebar di 18 kecamatan.
Sedangkan pada tahun 2024 ini, hingga data minggu ketiga bulan Mei, tercatat sudah ada 57 bencana. Sedang potensi warga yang terdampak bencana rata-rata sekira 96.000 jiwa.