40 KK Warga Desa Buniayu Tambak Harus Panjat Pagar Rel Untuk Salat atau Beraktivitas Lain, Terhalang Akibat Pe

40 KK Warga Desa Buniayu Tambak Harus Panjat Pagar Rel Untuk Salat atau Beraktivitas Lain, Terhalang Akibat Pe

PANJAT PAGAR: Bungah, warga RT 2 RW 2 Dusun Buniayu, Kecamatan Tambak, membawa tabung gas melon untuk pelangganya dengan memanjat pagar. FIJRI/RADARMAS TAMBAK - Aktivitas sekitar 40 Kepala Keluarga (KK) atau 150 jiwa yang tinggal di RT 2 RW 2 Dusun 2, Desa Buniayu Kecamatan Tambak, terhalang pagar. Hal ini disebabkan adanya pembangunan rel ganda yang melintasi wilayah tersebut. Warga yang terisolisasi tinggal di RT 2 RW 2 atau berada di sebelah utara pagar. https://radarbanyumas.co.id/perlintasan-sebidang-di-desa-pesantren-kecamatan-tambak-makin-rawan-akibat-aspal-bahu-rel-rusak/ Keberadaan pagar setinggi sekitar 1,5 meter ini mengalangi warga beraktivitas. Seperti bila akan menguburkan jenazah. Di wilayah tersebut terdapat makam yang digunakan untuk mengubur jenazah warga RW 2, perantauan yang meninggal, dan kadang dari luar RW. Akibat dibangun pagar, ketika ada warga yang meninggal maka harus memutar melintasi ruas jalan di Kabupaten Kebumen. Jarak tempuh sekitar tiga kilometer. Keluhan warga bukan hanya urusan pemakaman jenazah. Aktivitas sehari-hari juga menjadi tersendat. Seperti yang dilakoni Bungah, warga setempat, yang berdagang gas melon di rumahnya. https://radarbanyumas.co.id/di-sumpiuh-listrik-padam-jelang-sinetron-ikatan-cinta-amanda-manopo-kades-pandak-didatangi-ibu-ibu-dan-bapak-bapak/ Untuk mengantar gas ke tempat pelangganya, Bungah harus memanjat pagar. Dua tangan Bungah menenteng tabung gas. Kedua kaki memanjat anak tangga yang terbuat dari bambu dan kayu usang. Kemudian kakinya melintasi ujung pagar runcing. "Orang tua memanjat tangga. Kalau anak-anak lewat celah pagar. Sebelum ada pagar, warga tinggal nyebrang rel," beber Bungah, Minggu (14/3). Bukan hanya Bungah yang mempertaruhkan nyawa dalam keseharian. Tetapi juga anak-anak. Pasalnya, di lokasi terisolasi tidak ada bangunan tempat ibadah. Musala berada di sisi selatan rel. Sedangkan warga terisolasi berada di utara rel. "Kalau mau ke musala untuk salat berjamaah, orang dewasa lompat pagar. Sedangkan anak-anak yang mau mengaji, kadang ada yang nerobos pagar," tuturnya. Dikatakan Bungah, pada bulan Ramadan mendatang, intensitas ke musala bakal meningkat. Saat ini volume kereta melintas belum maksimal. Namun, Bungah khawatir ketika situasi normal kembali dan belum ada infrastruktur penyeberangan. "Pernah mau nyeberang rel, ada kereta dari arah barat. Tidak tahu, ternyata dari arah timur tiba-tiba datang kereta. Kaget, dua kereta melintas dalam waktu bersamaan," imbuh Bungah. Sementara itu, Kepala Dusun 2 Desa Buniayu, Sumardi mengatakan, sebelum pembangunan rel ganda warga pernah dimintai pendapat oleh pihak terkait. Warga mengusulkan adanya pembangunan sarana lalu lintas yang menghubungkan utara dan selatan rel. Namun, usulan warga untuk pembuatan underpass atau overpass tidak terealisasi. Hingga akhirnya terpaksa memanjat pagar untuk aktivitas sehari-hari. "Semua terdampak. Petani ke sawah yang dulu cukup nyebrang jadi memutar memakai sepeda motor. Padahal rawan curanmor ketika ditinggal di sawah. Pernah kejadian sepeda motor hilang," kata Sumardi. Sumardi menuturkan, pembangunan musala belum dimungkinkan dalam waktu dekat. Sudah dimusyawarahkan termasuk penentuan lokasi, namun masih kebingungan orang yang dituakan. Yang bisa menjadi imam musala dan mengajar mengaji. "Lansia juga kebingungan dengan adanya pagar pengaman rel kereta. Lansia kesulitan berangkat ke kegiatan yang diselenggarakan pemerintah desa dan lainnya," katanya. "Kalau ada sarana lalu lintas, ramai wilayah RW 2 ini. Ekonomi bisa hidup karena tepat di perbatasan. Bandingkan dengan desa sebelah yang selalu ramai," lanjut Sumardi. Terpisah, Kepala Desa Buniayu Masdar menuturkan, pihaknya tengah mengupayakan usulan pembangunan infrastruktur lalu lintas warga yang aman. Proposal sudah diajukan ke beberapa pihak. "Kami juga sudah menyampaikan ke dewan agar ada solusi untuk warga kami yang terisolasi dengan adanya pembangunan rel ganda," tandas Masdar. (fijri rahmawati/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: