Masih Tak Percaya Mike Mohede Tiada

Masih Tak Percaya Mike Mohede Tiada

BANTEN- Kabar meninggalnya penyanyi Mike Mohede, 32, tidak hanya membuat para pekerja hiburan dan seni suara berduka. Namun, kepergian penyanyi bersuara merdu itu secara mendadak dan dalam usia terhitung masih muda juga membuat masyarakat merasa kehilangan begitu dalam. Sejak ada kabar meninggal Minggu malam (31/7), ratusan orang terus berdatangan ke kediaman Mike yang berlokasi di Bintaro, Tangerang Selatan. Di malam pertama kepergian Mike, para tetangga dan sejumlah selebriti papan atas turut hadir. Di antaranya, Glenn Fredly, Sandy Sondoro, Chicco Jerikho, Kunto Aji, Eva Celia, Dirly, Endah N Rhesa, Ryan D’Masiv, Bunga Citra Lestari, Afgan, Gary Iskak, Gamaliel dan Audrey Tapiheru, Cakra Khan, Gisella dan Gading Marten, serta sahabat dekat Mike, Judika. mike-mohede Kebanyakan datang saat hari sudah malam. Sebagian besar mengungkapkan ketidakpercayaan bahwa Mike sudah tiada. "Sampai sekarang enggak percaya banget. Mike masih muda banget," kata penyanyi Bunga Citra Lestari di rumah duka. Pernyataan serupa diungkapkan penyanyi Afgansyah Reza. Dengan wajah muram, Afgan yang termasuk teman Mike mengatakan, dirinya terakhir bertemu Mike sebulan lalu. Bagi pelantun lagu Sadis itu, Mike termasuk orang yang sangat humoris. "Tuhan lebih sayang sama dia," kata Afgan pelan. Lebih daripada BCL dan Afgan, Judika yang datang malam itu terlihat begitu terpukul. Sebab, Mike merupakan teman seperjuangan Judika dalam ajang pencarian bakat Indonesian Idol 2005. Judika menceritakan, saat kali pertama mendengar kabar Mike tiada, dirinya sedang mengisi acara di Pacific Place. Setelah menelepon manajer Mike yang membenarkan kabar tersebut, konsentrasinya bubar. "Pria yang baik," begitulah ungkapan Judika menggambarkan sosok sahabat kentalnya. Judika mengungkapkan, Mike lebih sering mengalah demi orang lain. "Sebulan lalu masih ngomongin proyek Disney, itu enggak ada firasat apa pun," ujarnya. Ditinggal pria yang memiliki suara merdu, Judika benar-benar merasa kehilangan. Dia mengatakan itu dengan jujur. Saat mendampingi peti jenazah Mike, Judika terus menangis. "Tante kuat banget, mungkin dia sudah terima. Aku bersyukur bisa melepas dia. Aku ikhlas dan percaya dia sudah di sisi Tuhan," katanya. Bukan hanya Minggu malam rumah Mike dipenuhi banyak orang. Sejak kemarin pagi rumah Mike semakin ramai oleh pelayat. Sore, sekitar pukul 15.30, mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) datang melayat. SBY ditemani istri, Ani Yudhoyono, dan menantunya, Siti Ruby Aliya Rajasa. Tadi malam pelayat yang datang ke rumah Mike semakin banyak. Pada saat bersamaan, diadakan ibadah malam penghiburan. Yakni, ibadah untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. Acara tersebut diisi dengan ibadah, doa, dan lantunan lagu-lagi rohani. Seusai ibadah malam, sejumlah musisi turut menyumbangkan suara emasnya. Ada Glenn Fredly, Lea Simanjuntak, Igor Saykoji, dan masih banyak lagi. Oleh mereka, acara yang dibuat dadakan itu disebut Last Melody for Mike. Sebelum membawakan lagu Ku Berbahagia dan Amazing Grace, Glenn mengungkapkan, mungkin itu cara Mike untuk mengumpulkan teman-temannya. "Dan malam ini, dia mengumpulkan lebih banyak teman-teman," kata Glenn tegar. Selain Glenn, penyanyi jazz Lea Simanjuntak ikut berbagi. Dia menceritakan bahwa sebulan lagi berduet dengan Mike membawakan lagu The Prayer. "Mungkin selamanya lagu ini akan menjadi lagu yang berkesan untuk saya," kata adik ipar Pongky Barata itu. Masih banyak musisi lain yang menyumbangkan lagu. Semakin malam, kian banyak orang yang datang. Mike rencananya dimakamkan hari ini, Selasa (2/8), pukul 11.00 di TPU Tanah Kusir, dekat pusara ayahnya. 2-RIP-MIKE-MOHEDE_FEDRIK-TARIGAN-JAWA-POS_Jawa-Pos Datang Makin Awal            Mike meninggal di usia yang masih terbilang muda. Dia dikabarkan meninggal dunia dalam posisi tidur karena terkena serangan jantung. Hal tersebut menjadi kajian kalangan ahli medis. Berdasar estimasi Kementerian Kesehatan 2013, sebanyak 39 persen penderita jantung di Indonesia berusia kurang dari 44 tahun. Menariknya, 22 persen di antaranya berumur 15-35 tahun, yang merupakan masa fisik produktif dalam kehidupan manusia. Jumlah penderita jantung tertinggi ada pada kelompok usia 45-65 tahun. Persentasenya 41 persen. Selisih yang tak berbeda jauh antara umur 45 tahun ke bawah dan 45 ke atas jadi penegas bahwa tren risiko penyakit jantung datang pada usia muda semakin meningkat. Faktor lain yang mesti diwaspadai adalah tingginya persentase pengidap jantung koroner di usia muda. Hampir 27 persen kasus jantung koroner di Indonesia terjadi pada kelompok usia 35 tahun ke bawah (12 persen di antaranya dialami orang 25 tahun ke bawah). Menurut dr Siska S. Danny SpJP (K), penyebab kematian mendadak (sudden death) yang terjadi di luar rumah sakit -seperti yang dialami penyanyi Mike Mohede- cukup sulit dipastikan. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah penyakit jantung. Jenis penyakit jantung bermacam-macam. Di antaranya, penyakit jantung koroner, cardiomyopathy atau kelainan otot jantung, serta gangguan irama jantung (aritmia). Siska menjelaskan, yang paling banyak dipengaruhi oleh gaya hidup adalah penyakit jantung koroner. Pemicunya, adanya penyumbatan mendadak di pembuluh darah yang menyuplai makanan pada otot-otot jantung. "Sumbatan mendadak tersebut asalnya dari lemak pada dinding pembuluh darah," ujar spesialis jantung dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jakarta, tersebut. Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital dr Saskia Dyah Handari SpJP mengungkapkan, ada dua kemungkinan penyebab serangan jantung pada usia muda. Yang pertama adalah penyakit jantung koroner. Kedua, sudden cardiac death (SCD) atau gagal jantung. "SCD ini yang menyerang usia muda. Usia 20-35 tahun," ujarnya. Kasus SCD menyerang lantaran ada kelainan pada jantungnya. Ada beberapa kondisi SCD. Salah satu contohnya adalah kelainan irama jantung. Jenisnya beragam. Yang banyak, antara lain, long QT syndrome dan brugada syndrome. Itu merupakan golongan kelainan pada sistem listrik jantung. "Gejalanya, detak jantung sangat cepat, tidak beraturan, sampai jantung menggelepar," ujar Saskia. Alumnus Universitas Airlangga itu mengungkapkan, begitu bahayanya SCD, setiap orang sebaiknya menjalani pemeriksaan fisik pada jantung. Sebab, penyakit jantung bisa muncul tanpa gejala. Yang memiliki faktor risiko lebih penting lagi ke dokter jantung. Contohnya, memiliki riwayat genetik. Lalu, gaya hidup kurang bagus sehingga memiliki masalah kolesterol, kencing manis, dan hipertensi. Apalagi jika disertai keluhan. Yakni, jantung berdebar, sesak, keringat dingin, dan mudah lelah. "Harus diwaspadai kalau ada gejala-gejala ini," katanya. (glo/nor/bil/nir/c10/kim)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: