Kasus Covid Tinggi, Pimpinan DPRD Kabupaten Tegal Kesal, Malu dengan Daerah Lain

Kasus Covid Tinggi, Pimpinan DPRD Kabupaten Tegal Kesal, Malu dengan Daerah Lain

RDP: Pimpinan DPRD Kabupaten Tegal saat menggelar RDP dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal terkait penangan Covid-19, Jumat (18/6). YERI NOVELI/RADAR SLAWI SLAWI - Kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal masih tinggi. Bahkan, status zona merah di daerah tersebut belum turun. Setiap hari, jumlah pasien Covid-19 rata-rata sekitar 60 orang. https://radarbanyumas.co.id/sehari-237-jiwa-meninggal-akibat-covid-paling-banyak-di-jawa-tengah/ Hal itu membuat Pimpinan DPRD Kabupaten Tegal geram. Sebab, anggaran yang dialokasikan DPRD di tahun 2021 untuk penanganan Covid-19 di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) sangat besar. Yakni mencapai Rp86 Miliar. Namun yang terjadi, penyerapannya baru sekitar Rp900 juta. "Kondisi ini sangat memprihatinkan. Kenapa penyerapannya belum maksimal," kata Wakil Ketua DPRD Kabupaten Tegal, Rudi Indrayani, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal terkait penangan Covid-19, di Gedung Paripurna DPRD Kabupaten Tegal, Jumat (18/6). Rudi mengungkapkan, anggaran untuk penanganan Covid-19 dialokasikan sejak 2020 lalu. Kala itu, Pemkab Tegal mengalokasikan sekitar Rp156 miliar. Namun realisasinya hanya Rp75 miliar. Sisanya dikembalikan lagi ke kas daerah. Sedangkan di tahun ini, resapannya juga belum maksimal. "Kami heran, padahal kami sudah mengalokasikan anggarannya. Tapi kenapa masih begini. Kasus Covid masih tinggi. Kami sangat malu dengan daerah lain, kita (Kabupaten Tegal) selalu disebut di tingkat nasional," kata Rudi tegas. Politikus Partai Gerindra ini menyebut, tingginya angka kasus Covid-19 karena minimnya ketegasan dari pemerintah. Edukasi dan operasi yustisi yang dilakukan belum maksimal. Sehingga masyarakat masih banyak yang mengabaikan protokol kesehatan. Rudi menyarankan, sebaiknya anggaran yang sudah ada segera digunakan. Anggaran bisa untuk operasional para petugas atau personel yang menggelar operasi yustisi. Sehingga mereka bisa menjalankan tugasnya secara maksimal. "Kasihan personel TNI-Polri, mereka sudah bekerja maksimal. Tapi minim logistik. Tolong ini disikapi. Buat apa anggaran kalau tidak digunakan," kata Rudi dengan intonasi tinggi. Wakil Ketua Satgad Covid-19 Sabilillah Ardie mengaku,i jika penyerapan anggaran penanganan Covid-19 sebesar Rp86 Miliar baru terserap sekitar Rp900 juta. Mendasari keterangan dari Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabuparen Tegal, minimnya penyerapan itu karena terlambatnya petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah pusat ihwal penggunaan anggaran Covid-19. Termasuk juknis untuk pembiayaan insentif tenaga kesehatan yang belum terbayarkan sejak November 2020 lalu. Totalnya sekitar Rp40 miliar. "Langkah kita untuk mencegah penyebaran Covid-19 adalah melakukan vaksinasi secara maksimal. Target kita sehari 4000 sampai 5000 dosis," tegasnya. Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Tegal, Widodo Joko Mulyono, mengatakan, untuk jumlah anggaran dukungan sosial sebesar Rp40 miliar, yang sudah terealisasi Rp23 miliar. Dukungan anggaran ekonomi Rp28 miliar, realisasinya Rp6 miliar. Untuk anggaran kesehatan Rp 86,1 miliar, realisasinya Rp992 juta. "Realisasi memang masih kecil karena terkendala juknis dari pemerintah pusat," tukasnya. (yer)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: