Setiap Hari 56 Orang Positif, Kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal Meningkat Tajam

Setiap Hari 56 Orang Positif, Kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal Meningkat Tajam

SLAWI - Kasus Covid-19 di Kabupaten Tegal meningkat tajam pasca-Lebaran Idul Fitri. Bahkan setiap hari jumlahnya mencapai 56 orang yang terpapar positif Covid-19. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji, Senin (6/6) mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 terjadi sejak Senin (17/5). Kala itu, jumlah per hari hanya 25 kasus. https://radarbanyumas.co.id/100-santri-ponpes-andalusia-dikarantina-hasil-tes-rapid-antigen-positif-covid/ Namun sehari setelahnya, meningkat tajam. Rata-rata per hari sampai dengan sekarang sebanyak 56 kasus. "Dari grafik harian, kasus Covid-19 terlihat mulai ada peningkatan tajam penambahan kasus positif sejak Selasa (18/5) hingga sekarang dengan rata-rata 56 kasus positif per hari," katanya. Tidak hanya kasus positif yang meningkat, tambah Hendadi Setiaji, jumlah kematian akibat infeksi Covid-19 juga bertambah. Mulai dari 31 kasus menjadi 47 kasus kematian pada periode waktu tersebut. Kenaikannya sekitar 51 persen. Dirinya menyayangkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 setiap kali usai libur panjang. Sebab, jika ditarik dari data awal Maret 2021 hingga pertengahan Mei 2021 lalu, jumlah rata-rata penambahan harian kasus positif Covid-19 Kabupaten Tegal relatif landai. "Waktu itu hanya sekitar 18 orang per harinya," tambahnya. Lonjakan kasus tersebut, lanjut Hendadi Setiaji, terjadi karena aktivitas dan mobilitas warga yang meningkat saat libur jelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 hijriah. Selain itu, kedisiplinan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga melemah. Dinkes mendapati kepatuhan pasien positif Covid-19 tanpa gejala untuk mengisolasi diri secara mandiri masih belum baik. Mereka sering mengabaikan peringatan pemerintah. Dirinya mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Warga yang sedang menjalani isoman, justru menjalankan aktivitas seperti biasanya. Mereka ke luar rumah dan berinteraksi dengan masyarakat. Selain itu, tim kesehatan juga kerap ditolak saat melakukan pelacakan dan uji usap pada keluarga atau kerabat yang menjadi kontak eratnya. (guh/ima)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: