Kopi Reang, Kompetisi Pertama Meracik Kopi Di Purwokerto

Kopi Reang, Kompetisi Pertama Meracik Kopi Di Purwokerto

Kamis tanggal 15 September 2016 jadi hari istimewa bagi para peracik dan penggemar kopi di Purwokerto. Hariitu, untuk pertama kalinya diselenggarakan kompetisi meracik kopi di Purwokerto. Kompetisi ini bertajuk “KOPI REANG JUGURAN KOPI 2016” yang digelar di Kedai Kopi Banyumas, Ledug Purwokerto. Event ini diban jiri para pegiat komunitas kopi, peracik bahkan penikmat kopi yang penasaran akan serunya event ini. kopi2 Sedangkan meto deracik kopi yang dilombakan dalam kompetisi ini adalah meracik kopi dengan metode V60. Sebuah metode meracik kopi menggunakan cangkir saring kopi yang dilapisikertas filter. Menurut salahsatu panitia, Welly Umkaro, metode racik ini dipilih karena dianggap paling lazim ada di setiap kedai kopi. Selain itu juga karena dianggap lebih sederhana dan menghasilkan kopi yang lebih “clean”. Metode ini juga punya banyak penggemar di kalangan para penikmat kopi, karena hasil rasanya yang unik dan akan berbeda-beda tergantung peraciknya. Menurut Welly juga, event ini diselenggarakan bertujuan untuk menyiapkan mental paraperacik kopi Purwokerto untuk menghadapi event sejenis di luar kota yang memang sudah jadi rutinitas yang kerap dilakukan. Selain itu, juga bertujuan untuk meningkatkan skill para peracik kopi Purwokerto, juga memperkenalkan aktivitas meracik kopi kepada para penggemarnya. Kompetisi ini diharapkan akan menjadi agenda rutin komunitas kopi JUGURAN KOPI, dan tentu saja dengan metode-meto deracik kopi yang lebih variatif. Pada Kamis itu, meski sebenarnya keduapuluh dua peserta adalah para peracik kopi yang sudah terbiasa dengan metode V60, tetapi tetap saja masih terlihat agak canggung, karena mungkin sebagian masih baru pertama kali terlibat dalam sebuah lomba. Tetapi keseruan tetap terasa, karena para suporter mulai mencairkan suasana dengan “REANG” gegap gempita. Peserta yang sebelumnya kaku, mulai agak santai dalam meracik dengan ciri khas masing-masing. Hasil yang disajikan kepada para juri pun sudah mencukupi standar saji yang cukup memuaskan. Penilaian yang dilakuka nmeliputi variabel aroma, keasaman (acidity), bitter (pahit), sweetness (kemanisan) serta keseimbangan rasa (balance). Sedangkan untuk final yang tersisa empat peserta ditambah satu variabel penilaian yaitu presentasi tentang cara-cara yang dipakai dalam menggunakan V60. Semisal bagaimana memahami karakter biji, suhu air yang digunakan, atau berapa lama penyeduhan dan sebagainya. Selain itu tentu saja hal-hal yang terkait dengan kerapihan, kecekatan juga kebersihan. Panitia sendiri sudah menyediakan kopi yang siapdi racik dengan menggunakan kopi lokal dari wilayah Banjarnegara, yang dipetik dari ketinggian 1400 mdpl. Pemilihan kopi lokal ini dimaksud untuk selalu mengangkat kepedulian terhadap potensi lokal. kopi Walaupun menggunakan kopi lokal, tetapi kualitasnya tetap setara dengan kopi-kopi dari daerah lain. Pengakuan kualitas ini, menurut Welly, pernah diungkapkan peracik kopi Jakarta, kalau kopi lokal Banyumas raya mempunyai kekhasan tersendiri dan masih mampu ditingkatkan kualitasnya. Seperti salahsatu tujuan dibentuknya komunitas ini, yaitu memperkenalkan aktivitas komunitas lokal juga biji-biji kopi yang dihasilkan dari wilayah Banyumas Raya. Komunitas JUGURAN KOPI, PURWOKERTO SUKA NGOPI, memang beranggotakan lengkap mulai dari para peracik kopi, petani, roastery, pedagang, juga para penikmat kopi. Harapan dibentuknya komunitas ini juga akan membentuk sebuah sistem yang sehat dalam usaha kopi. Yang tentu saja mampu memakmurkan pegiat usaha ini. Untuk event selanjutnya akan diadakan beberapa kegiatan pengenalan kopi lokal, cara meraciknya serta pengenalan usaha di bidang kopi kepada masyarakat umum. (AJA)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: