Adaptasi dengan Digitalisasi, Dinnakerkop Banyumas Luncurkan Gilasirosi
PURWOKERTO - Dinas Tenaga Kerja dan Koperasi UKM (Dinnakerkop UKM) Kabupaten Banyumas, terus berupaya mendorong UMKM naik kelas. Salah satunya dengan meluncurkan sistem Digitalisasi Kolaborasi dan Terintegrasi (GILASIROSI), Selasa (17/5) di Hotel Meotel Purwokerto. Total 5.000 UMKM yang ada di Kabupaten Banyumas ditargetkan bisa menerapkan sistem tersebut. "Implementasi jadi satu bentuk sistem yang bisa dilinkan dengan semuanya. Jadi memudahkan, teman-teman Aspikmas dan pelaku UMKM bisa mengakses jadi bisa nampak profil UMKM di Aspikmas Tambak sudah mencoba dan berhasil," kata Kepala Dinnakerkop UKM Kabupaten Banyumas Joko Wiyono. Ia menambahkan, era saat ini UMKM harus bisa beradaptasi dengan kemajuan zaman. Mengaplikasikan digitalisasi pada sektor UKMK jadi salah satunya. "Keuntungan pertama dapat memudahkan untuk proses promosi. Dan kedua bisa menampilkan display produk mereka, ini suatu bentuk koneksitas kita," ucapnya. Sistem itu ia sebut, sudah digunakan dan berhasil di terapkan di UMKM Kecamatan Tambak. "Kalau mereka bisa langsung (upload). Tapi kita punya admin di masing-masing kecamatan dan dinas juga ada, untuk bisa mengontrol saja dan melihat tren. Kalau yang sudah mulai itu Tambak. Kalau di Aspikmas hampir sekitar 5.000 UMKM," paparnya. Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Banyumas (Aspikmas) Pujianto menyambut baik adanya sistem tersebut. Ia optimis UMKM bakal lebih maju dengan adanya sistem itu. "Dengan adanya sistem aplikasi ini sangat membantu UMKM. Akses teman-teman ke customer jadi lebih luas, dan koneksinya jadi nanti langsung ke WA masing-masing," ucapnya. Terpisah Bupati Banyumas Achmad Husein, berharap adanya sistem tersebut bisa memberikan efek positif bagi perkembangan UMKM di Kabupaten Banyumas. Selain itu Bupati meminta agar sosialisasi juga perubahan-perubahan yang terjadi agar bisa disosialisasikan. "Namun, saya hanya mengingatkan bahwa sebaik apapun aplikasi yang ada tetapi kalau kita tidak mencoba terus menerus maka itu akan menjadi aplikasi yang mati. Aplikasi yang hanya dilaunching dan habis itu hilang jejak. Jadi kita itu tetap harus melihat apa yang dibutuhkan oleh pasar," pungkasnya. (aam).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: