Sepinya Jalan Kota Purwokerto Jadi Sarana Bermain Anak-anak

Sepinya Jalan Kota Purwokerto Jadi Sarana Bermain Anak-anak

PURWOKERTO - Penutupan jalan selama PPKM Darurat, dimanfaatkan anak-anak ini untuk bermain sepak bola. Gawang dengan sandal, lapangan aspal, bola plastik, tak ada wasit, tak ada seragam, hanya tawa yang pecah menjelang matahari tenggelam. Di salah satu jalan tersibuk di kota Purwokerto, Jalan Jend Soedirman, mereka berkumpul. Di ujung dekat simpang Pasar Wage. Hanya sesekali motor mobil yang melintas. https://radarbanyumas.co.id/mobilitas-masih-tinggi-penyekatan-masuk-kota-purwokerto-diperluas/ "Sit sit sit, mandeg mandeg, ana mobil," teriakan ini saling sahut diantara mereka, mengingatkan. Ya, setidaknya hanya beberapa hal yang membuat mereka berhenti bermain. Kendaraan yang melintas, bola yang menyangkut di pohon, juga Adzan Maghrib. "Sejak ditutup, jadi main bola di sini," kata Dani (9), salah satu dari mereka. Kata dia, sebelumnya ada salah satu gang yang biasa buat main bola. Tapi kerap dipakai untuk parkir mobil. Sore itu, tak semua bermain, ada juga yang hanya menonton. Ada yang bermain lompat tali, sepatu roda. Dalam masa PPKM Darurat ini, memang beberapa jalan ditutup. Seperti Jalan Jenderal Soedirman, Jalan Masjid, Jalan Kranji, Jalan Ragasemangsang, Jalan Merdeka, Jalan Soeharso, Jalan HR Bunyamin. Menanggapi fenomena tersebut, masyarakat dalam kota khususnya, menganggap hal itu sebagai sebuah kewajaran. Meski begitu, selama masa pembatasan ini, ada baiknya tetap taat pada protokol kesehatan. Salah satu warga, Toro P (30) mengatakan agar lebih baik dalam masa PPKM Darurat ini, orang tua juga turut peran aktif. "Tapi ya namanya anak-anak, sedang dalam fase bermain. Mungkin mereka jenuh juga," ujarnya. Ia mengatakan, meski memang ada "wajar" bagi anak-anak bermain, namun orang tua bisa untuk memberi pemahaman soal bahaya covid. "Jadi orang tua tetap memberi edukasi soal protokol kesehatan," tuturnya. Ahli Epidemiolog Lapangan Unsoed, dr Yudhi Wibowo MPH mengatakan pada beberapa daerah, kasus anak cenderung meningkat. "Yang jelas di berbagai daerah itu kasus pada anak meningkat. Bahkan kasus kematian pada anak tertinggi di dunia," tuturnya. Oleh sebab itu, perlu ada edukasi sejak dini pada anak soal protokol kesehatan. "Mereka (anak,red) kan belum kompeten, jadi harus dibawah tanggung jawab orang tua atau orang dewasa," tandasnya. (mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: