Hidupkan Lagi Pasar Minggon dengan Faceshield dan Kartu Pengenal

Hidupkan Lagi Pasar Minggon dengan Faceshield dan Kartu Pengenal

LENGKAP: Salah seorang pedagang di Pasar Minggon terlihat mengenakan faceshield dan masker saat ujicoba perdana dibukanya pasar itu, Minggu (1/11) (Mahdi/Radar Banyumas) PURWOKERTO - Pandemi Covid telah membuat Pasar Minggon Purwokerto lama tutup. Padahal, pasar dadakan di jalan depan kawasan GOR Satria itu punya daya pikat tersendiri. Jumlah pedagangnya ratusan, dengan pembeli mencapai ribuan. Kini, Pemkab Banyumas memberi lampu hijau pasar itu kembali buka. Alasannya agar ekonomi tak terus mati suri. Namun, protokol kesehatan pun tak dapat ditawar. Setiap pedagang wajib memakai faceshield dan mengantongi kartu identitas khusus. https://radarbanyumas.co.id/jika-setelah-dicek-dan-tidak-memenuhi-persyaratan-pasar-minggon-akan-ditutup-kembali/ Kasi Pembinaan dan Pengendalian PKL Dinperindag Banyumas, Budi Suharyanto mengatakan, Pasar Minggon sudah ditutup sejak 16 Maret 2020 lalu. "Kita buka lagi mulai Minggu (1/11) kemarin. Sudah tujuh bulan tutupnya. Yang sekarang, sifatnya juga masih uji coba terlebih dulu," kata dia. Omset Pasar Minggon memang besar dan sangat terasa untuk perputaran roda ekonomi di kawasan itu. Covid-19 yang memaksa pasar itu tutup. Namun demikian, Pemkab tak mau serampangan buka. Aturan telah dibuat sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai syarat bukanya Pasar Minggon."Protokol sudah kita sampaikan kepada pedagang, diantaranya adalah wajib punya kartu tanda pengenal (ID) dan faceshield," katanya. Hasilnya, pedagang patuh dan berjanji siap memakai faceshield. Termasuk mengurus kartu tanda pengenal. Budi menegaskan, kartu tanda pengenal itu penting. Hanya pedagang dengan kartu itu yang bisa mengais rezeki di Pasar Minggon. Yang tak punya, jangan harap bisa masuk. Dinas mengeluarkan 400 kartu tanda pengenal. Kartu tanda pengenal itu berisi data nama pedagang, dan yang bersangkutan berjualan apa. Lalu siapa saja pedagang yang berhak mendapatkannya? Budi menuturkan, nama-nama pedagang itu diusulkan oleh paguyuban pedagang Pasar Minggon. "Yang lebih tahu ya paguyuban. Yang penting jumlahnya 400 pedagang," ujar Budi. Angka 400 itu, kata Budi, karena Pemkab menetapkan kuota untuk separuh atau 50 persen dari pedagang yang biasa berjualan di Pasar Minggon. Data yang dimiliki Pemkab, jumlah pedagang mencapai 800 orang. " Yang diprioritaskan ialah pedagang dari Banyumas. Selain itu, pedagang mainan juga tidak dulu," katanya. Budi menegaskan, aturan itu jangan sampai jadi macan ompong. Pemkab akan mengawasi ketat. Jika nantinya dijumpai pedagang yang melanggar, misalnya saja tidak menggunakan faceshield juga kartu pengenal, maka sanksi jadi satu-satunya solusi. "Kalau ada yang tidak pakai faceshield, masker, juga ID, kita suruh balik. Ini sebagai langkah antisipasi dari kami untuk mendeteksi hal yang tidak diinginkan," terangnya. Evaluasi Perdana Budi menambahkan , dari hasil catatan selama uji coba Minggu lalu, masih dijumpai beberapa pelanggaran. Yakni ada pedagang yang tidak patuh protokol kesehatan. Mereka tidak mengenakan faceshield. "Mereka lalu kami tegur dan akhirnya mengenakan faceshield," kata dia. Selain teguran langsung, temuan itu juga disampaikan ke paguyuban agar menjadi perhatian. Budi menyatakan, Minggu (8/11) ini, Tim Gugus Tugas akan kembali memantau dengan lebih ketat. "Minggu besok, ketika masih seperti itu. Menjadi catatan tersendiri. Terpenuhi atau tidak protokol kesehatannya. Kalau ternyata masih ada yang tidak pakai, ya sanksi terberat adalah kembali ditutup Pasar Minggon," tuturnya. "Saya sampaikan ke paguyuban, harus ketat protokol kesehatan. Pilih pedagang yang memang bersedia mematuhi Prokes," imbuhnya. Pemantauan juga akan dilakukan dengan menggunakan Drone. "Sepanjang pasar akan dilakukan pemantauan menggunakan Drone. Dilaporkan ke bupati," tandasnya. Terpisah, Bupati Banyumas Ir Achmad Husein menandaskan, pedagang harus mematuhi protokol kesehatan. Pemkab berupaya agar perekonomian menggeliat. Namun, itu tak berarti bila pedagang ataupun pengunjung pasar abai terhadap protokol kesehatan. "Kita cari cara yang terbaik. Syarat utamanya ialah semua harus disiplin. Ekonomi jalan, kesehatan juga tetap diperhatikan," tandasnya. *** Saat uji coba perdana, Pasar Minggon memang terlihat memang tak seperti pasar Minggon yang dulu. Yang berdesakan, bergerumbul, bahkan kalau jalan saja susahnya bukan main. Depan belakang samping kanan kiri diapit sesama pengunjung. Namun begitu, Minggu kemarin, tetap menjadi salah satu hari yang baik bagi Yuda (26). Ia pedagang pakaian yang ikut terpilih berjualan lagi. Yuda senangnya bukan main. Tatap matanya penuh harapan. Ya, jualan pakaian itu penghasilan satu-satunya. Ia setia menunggu pelanggan mampir. Sembari sedikit berusaha merayu. "Yuk mampir bu, pak, kolor murah-murah," katanya. Selama pasar tutup karena pandemi, Yuda berjualan melalui Online. Tapi hasilnya tak semaksimal saat berjualan langsung di Pasar Minggon. " Jualan perdana ini ya tak seramai yang dulu. Namun, ini lebih baik ketimbang tidak berjualan sama sekali," kata dia. Pasar Minggon memang tampil beda. Pedagang hanya boleh membuka lapak di kanan dan kiri jalan saja. Sementara di tengah jalan, sudah tidak ada lagi. Itu lokasi steril. Ketua Paguyuban PKL Pasar Minggon, Toto Adiyatno mengatakan beberapa fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan sudah disiapkan. "Jumlah pedagang yang datang diawal buka ini sekitar 230-an pedagang," tuturnya. Pembukaan Pasar Minggon ini mendapat respon positif dari pengunjung. Awalnya, Silvi I (21) sedikit cemas. Tapi dia salah mengira. Ia sempat khawatir, Pasar Minggon saat ini akan seperti Pasar Minggon sebelum pandemi. "Saya pikir bakal berdesak-desakan lagi. Sempat takut juga. Tapi ternyata salah. Pasar Minggon lebih aman sesuai prosedur kesehatan, " kata dia. Ia tergolong rutin ke Pasar Minggon, membeli kaos kaki tiap Minggu. Sembari membeli jajanan kekinian. Telor gulung, kebab, sempolan, dan lain-lain. "Saya ke Pasar Minggon setelah olahraga di GOR," kata dia. Ia berharap, aturan ketat terus diterapkan seperti ini. Sepanjang pandemi belum berakhir. Bahkan, apabila memungkinkan, diterapkan pula di pasar-pasar lainnya."Jadi tenang kalau kesini. Meski memang kita juga harus jaga diri. Jangan hanya karena aturan sudah ketat tapi yang datang malah yang melanggar," terangnya. Pengunjung lain, Tryo Andhika sedikit memiliki perbedaan pandangan. Menurutnya, pasar Minggon yang saat ini perlu diantisipasi soal lalu lalang kendaraan. Sebab, sebelumnya kendaraan motor mobil tidak diijinkan masuk kawasan Pasar Minggon."Kalau sekarang, di tengah jalan itu sudah tidak lagi ada tempat jualan. Jadi mobil motor bisa masuk. Ini yang harus waspada kalau sedang jalan di Pasar Minggon ini," pungkasnya. (mhd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: