Mahasiswa Kembali Demo di Alun-Alun Purwokerto, Tolak UU Cipta Kerja Bertemakan Kondangan ke Pemkab
Aksi mahasiswa di kawasan Alun-alun Purwokerto. Ali Ibrahim/Radar BANYUMAS - Gelombang aksi massa menolak UU Cipta Kerja atau omnibuslaw kembali berlangsung, Selasa (27/10). Ratusan mahasiswa dari berbagai organisasi yang mengatasnamakan Serikat Masyarakat Bergerak (Semarak) Banyumas kembali turun ke jalan. Mereka menggunakan pakaian batik. Koordinator lapangan Fakhrul Firdausi mengatakan, aksi yang dibawanya bertema pernikahan antara pemerintahan dengan oligarki. https://radarbanyumas.co.id/arus-lalu-lintas-dialihkan-di-kawasan-alun-alun-purwokerto/ https://radarbanyumas.co.id/massa-aksi-dibubarkan-paksa-dengan-watercanon-dan-gas-air-mata/ "Ya ini temanya kami kondangan ke pemkab karena pemerintah daerah menikah dengan oligarki, bukan dengan masyarakat," tuturnya. Sementara saat mahasiswa menuju kantor Pemkab Banyumas dan DPRD longmarch terhenti. Mereka hanya melakukan aksi di Jalan Jenderal Sudirman sebelah selatan alun-alun Purwokerto. "Aksi kami dipusatkan di sini karena di depan pemkab ada kegiatan masyarakat. Sementara tim lobi kami yang masuk," kata Fakhrul Firdausi. Dalam aksinya mereka menggelar demo masak. "Kata bupati tidak usah demo, mending demo masak, jadi kami demo masak di sini," katanya. Terkait UU Cipta Kerja, salah satu orator mengatakan banyak sekali pelanggaran dalam pemerintah terkait omnibuslaw. "Etika dalam mengesahkan, terlelu cepat dan tidak meminta masukkan dari masyarakat untuk mengesahkan UU tersebut," katanya. Menurutnya, di semua negara saat ini fokus pada pandemi Covid-19. "Ini malah mengurus UU yang pengesahannya mendadak," katanya. (ali)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: