Tren Gadai Emas Melambat, Penjualan Emas Meningkat, Kepala Pegadaian: Karena Tidak Miliki Dana Menebus

Tren Gadai Emas Melambat, Penjualan Emas Meningkat, Kepala Pegadaian: Karena Tidak Miliki Dana Menebus

GADAI: Salah satu warga menggadaikan emas di pegadaian. LAILY MEDIA YULIANA/RADAR BANYUMAS PURWOKERTO - Sejak awal pandemi covid-19, tren gadai emas mengalami perlambatan. Meskipun bisa dikatakan tetap tumbuh, tetapi tidak tinggi seperti masyarakat yang menjual emas. Apalagi harga emas juga terus meroket. Menurut Kepala Pegadaian Purwokerto, Irwan Ernanto, masyarakat yang memilih menjual emas karena berpikir tidak memiliki dana untuk menebus jika menggadai emas. Terlebih di masa pandemi covid-19 yang memberi dampak ke berbagai sektor, terutama ekonomi. https://radarbanyumas.co.id/tren-masyarakat-kesulitan-bayar-cicilan-naik/ "Biasanya orang gadai bukan tuntutan kebutuhan, karena rata-rata yang gadai dengan perekonomian bagus," ujarnya. Irwan mengatakan, emas bisa dijadikan investasi jika bisa dikelola dengan benar. Dimana jika menggadai emas, hak kepemilikan masih ada. Tapi kalau dijual, dan akan membeli emas lagi, otomatis harganya sudah naik. Kalau gadai emas lebih untung. Dana yang didapat lebih banyak dari pada saat membelinya. "Karena menyesuaikan harga emas saat menggadai," katanya. Dia pun menyampaikan, dengan harga emas tinggi, bisa dijadikan simpanan. Seperti beberapa pembeli logam mulia yang menjadikan emas untuk disimpan. Namun, ada juga yang memilih menggadai emas. "Karena sifatnya liquid, emas bisa difungsikan juga sebagai dana darurat, bisa dijadikan uang tunai," jelasnya. Kelebihannya, jika dibandingkan dengan uang tunai, bisa terkena inflasi. Sedangkan emas tidak kena inflasi. Uang daya belinya terus menurun, sementara nilai emas cenderung naik. (ely)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: